Dampaknya, banyak dari kita yang panik mencari saat merasa belum juga menemukan
soulmate.
Mulai dari minta dikenalkan teman, pasrah dijodohkan oleh orang tua,
hingga ikut kontak jodoh di internet. Memang benar ya jodoh dan
soulmate harus dicari? Tidak adakah cara lain untuk mendapatkannya? Hmm…memantaskan diri, misalnya?
Terus Fokus Mencari Soulmate Justru Akan Membuat Kita Lebih Rentan Tersakiti
Soulmate atau belahan jiwa jadi hal yang ingin
didapatkan oleh hampir semua orang. Memang kedengarannya menyenangkan
sih, saat kamu punya seseorang yang memahami dan selalu ada di sisimu.
Demi mendapatkan
soulmate-nya tidak jarang orang akan rela
mengorbankan banyak hal. Tapi pernahkah kita bertanya mengenai validitas
konsep ini? Apakah benar ada individu lain yang akan benar-benar
memahami kita sampai ke titik terdalam?
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh
Journal of Experimental Psychology justru menunjukkan bahwa konsep
soulmate
sebenarnya hanya ilusi. Mempercayai konsep ini akan membuat seseorang
tidak bisa menjalani hubungan romantis yang sedang dijalaninya dengan
maksimal.
“Saat seseorang mempercayai bahwa pasangannya adalah
pasangan jiwa dan mereka “tertakdirkan”, biasanya pasangan ini akan
lebih tidak bahagia. Mereka juga akan menghadapi risiko lebih besar
untuk berpisah.”
Menganggap pasanganmu sempurna adalah awal dari bencana via
imgur.com
Ketika kita mempercayai konsep
soulmate, kita akan rentan
menganggap pasangan yang sedang bersama kita sebagai orang paling
sempurna bagi kita. Dalam hubungan yang dianggap sudah “tertakdirkan”,
akan tercipta pemahaman bahwa hubungan tersebut harus bebas dari
konflik. Padahal, konflik adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam
sebuah hubungan.
Dampaknya, setelah masa “bulan madu” lewat dan konflik mulai
bermunculan, pasangan yang merasa sudah menemukan belahan
jiwanya tersebut akan terkejut saat melihat ketidaksempurnaan pasangan.
“Ketika kenyataan dalam hubungan menunjukkan sebaliknya, maka pasangan jenis ini akan lebih tersakiti.”
Jika Diam Saja, Apakah Jodoh Akan Datang Sendiri?
Lalu bagaimana dong agar kita bisa menemukan pendamping? Haruskah
kita hanya duduk di rumah, diam dan berdoa sembari menunggu
jodoh datang? Tentu tidak, dong. Sebenarnya proses menemukan jodoh itu
tidak jauh berbeda dari pendakian gunung.
Demi mencapai puncak, kamu harus terus melangkahkan kaki. Akan ada
berbagai jalan menanjak dan ranting besar yang harus dilewati. Kamu bisa
memilih berhenti dan membalikkan badan untuk kembali atau terus
memaksakan diri agar tetap melangkahkan kaki. Jika kamu memilih untuk
terus berjalan, pelan-pelan puncak pasti terlihat di hadapan.
Hanya saja, ada cara lain yang lebih elegan dari sekedar mencari
jodoh. Kamu tidak perlu heboh seperti anak ayam kehilangan induk hanya
demi menemukan orang yang bisa mengisi hati. Nama cara ini adalah:
memantaskan diri.
Alasan Kenapa Lebih Baik Kamu Fokus Memantaskan Diri:
1. Terkadang Jodoh Belum Datang Karena Kita Belum Selesai Dengan Diri Sendiri
Kamu tidak jelek, pemikiran dan pengetahuanmu pun luas. Tapi hingga
hari ini belum ada orang yang datang dan mengisi hati. Jika hal ini
terjadi padamu, kamu perlu bertanya pada dirimu:
“Apakah aku benar-benar sudah selesai dengan diri sendiri?”
Terkadang kondisi pribadimulah yang menjadi halangan bagi orang-orang
yang tepat untuk datang. Barangkali kamu belum lulus kuliah, atau masih
ingin bertualang mencari pekerjaan yang paling tepat untukmu. Semua
keinginan pribadi itu akan tercermin dalam perilaku dan kesiapanmu.
Daripada sibuk mencari, kenapa tidak berusaha menuntaskan keinginan
dan impian pribadi terlebih dahulu? Selesaikanlah semua ambisi dan
egoisme personalmu. Setelah urusan dengan dirimu sendiri benar-benar
tuntas barulah kamu akan mampu menciptakan ruang untuk orang lain.
2. Meningkatkan Kualitas Diri Akan Membuatmu Lebih Menarik Dan Merasa Siap
Pernah gak kamu merasa tidak memiliki apapun untuk dibanggakan? Kamu
tidak punya pencapaian, tidak ada gairah besar dalam dirimu yang
benar-benar membuatmu merasa
hidup. Saat kamu sedang berada dalam titik ini biasanya kepercayaan dirimu pun akan sedikit luntur.
Seseorang yang tahu benar apa yang ingin dikejarnya akan terlihat
lebih menarik di mata orang lain. Ia yang fokus mengejar impiannya sudah
mengerti apa yang harus dilakukan, orang macam apa yang layak
mendampingi serta hubungan romantis macam apa yang harus dihindari.
Pribadi dengan visi yang jelas tentu tampak lebih menjanjikan
dibanding orang yang masih belum tahu akan membawa hidupnya ke arah
mana. Tidak hanya membuatmu lebih menarik di mata orang lain, fokus
menambah kualitas diri juga akan membuatmu merasa lebih siap.
Kamu sudah tahu akan mengarahkan kemudi hidupmu, kini saatnya ada orang yang mendampingimu.
3. Saat Kamu Sudah Berada Di Jalur yang Tepat, Mereka yang Datang Juga Akan Lebih Tepat
Kamu sudah yakin sepenuh hati akan mengambil pendidikan Master di
Jurusan Jurnalistik dengan spesifikasi Penulisan Kreatif. Untuk
sementara waktu kamu melupakan urusan hati dan fokus pada pendidikanmu.
Waktumu benar-benar kamu manfaatkan untuk belajar dan mengejar
passion-mu.
Dengan perjuangan yang tidak ringan, kini hidupmu sudah berada di
jalur yang selama ini kamu idamkan. Kamu sudah diterima di universitas
dan jurusan idaman. Tidak hanya itu, ditengah kesibukan kuliah kamu juga
bekerja di media lokal. Tulisanmu mulai muncul dan dibaca orang.
Selalu ada hal baik bagi orang-orang yang melakukan hal baik. Kamu
yang sudah berusaha membawa hidup kearah yang lebih sesuai panggilan
hati juga akan didatangi oleh mereka yang layak mendampingi. Tidak akan
ada lagi orang-orang
random yang mendekatimu.
Mereka yang datang di saat arah hidupmu sudah terang kemungkinan
besar adalah orang yang juga punya arah hidup yang sama denganmu. Atau
paling tidak, bersama dia kamu bisa berjalan beriringan mencapai impian.
4. Datang Disaat Kamu Sudah Siap Akan Membuatmu Lebih Terhormat
Buat para laki-laki yang galau karena masih belum punya pacar, ada
baiknya kamu mengubah pola pikir. Daripada merana sepanjang hari karena
merasa sepi, kenapa tidak kamu manfaatkan waktumu untuk memperbaiki
diri? di luar sana masih banyak kegiatan yang lebih bermanfaat dari sekedar pacaran, kok.
Datang ketika kamu sudah benar-benar siap akan membuatmu jadi pribadi
terhormat yang memang layak diperhitungkan. Kamu tidak perlu membuang
waktu mengejar gadis yang jual mahal terus itu. Tidak usah pula kamu
habiskan rayuanmu untuk menjadikannya pacarmu.
Sumpah deh — lebih baik kamu ikut Muay Thai kek, gabung klub menulis,
atau ikut komunitas film dokumenter. Gunakan waktu yang kamu miliki
untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.
Ketika kelak kamu mendatangi gadis yang kamu sukai dengan perbekalan
yang sudah lengkap, kamu tidak akan lagi dipandang sebelah mata. Dengan
fokus memantaskan diri kamu juga akan merasa tidak harus bertaruh
banyak saat kelak mendatangi dia yang membuatmu tertarik.
Toh kamu datang dengan kualitas yang oke, kalau ditolak ya dia yang rugi!
5. Meminta Pasangan Menerimamu Apa Adanya Adalah Hal yang Egois
Kamu pasti tahu kan lirik Lagu Tulus yang ini?:
Jangan cintai aku apa adanya ooooh jangan. Tuntutlah sesuatu, biar kita jalan kedepan.
Kalau belum tahu, silahkan cari albumnya. Murah kok, jangan download bajakan ya!.
Menjadi orang yang tidak mau meningkatkan kualitas diri adalah bentuk
egoisme terhadap calon pasangan. Kamu ingin pasangan yang sempurna,
sementara kamu sendiri tidak mau melakukan apapun untuk mencapainya.
Ketika kelak akhirnya (
kamu beruntung) pasanganmu yang “wow” itu datang, apa dia nggak kecewa lihat kamu yang nggak ada apa-apanya ini?
Punya keinginan kuat untuk terus memperbaiki diri juga jadi modal
awal bagi langgengnya hubungan. Seseorang yang mau terus meningkatkan
kualitasnya akan lebih mudah belajar beradaptasi dengan pasangannya
kelak.
6. Bukankah Pada Akhirnya Jodoh Adalah Cerminan Diri?
Lihat deh ayah-ibu kita atau pasangan suami istri di sekelilingmu.
Jika kamu mengamati dengan seksama, biasanya mereka adalah 2 pribadi
yang mirip dalam pandangan hidup tapi punya sifat yang saling
melengkapi. Begitu pula yang kemungkinan besar akan terjadi padamu.
Jodohmu adalah cerminan dirimu sendiri. Mereka yang datang tidak akan
jauh-jauh dari upayamu memperbaiki diri selama ini. Kalau kamu mau
dapat pasangan yang pintar masak, kamu harus
fair dong! Langkahkan juga kakimu ke dapur dan belajarlah memasak.
Kalau kamu mau dapat pasangan yang cerdas dan gemar membaca, ya masa
kamu mau cuma duduk diam sambil ongkang-ongkang kaki? Perbanyak juga
referensimu soal bahan bacaan, agar kalian bisa hangat berbincang.
Dia yang “tertakdirkan” untukmu tidak akan jauh dari upayamu mengubah
diri menjadi pribadi yang lebih baik. Tuhan tidak pernah main-main
dengan janjinya.
Gimana? Masih mau galau dan heboh berusaha cari pacar, atau mau mulai memantaskan diri aja nih mulai sekarang?
sumber