Translate

Showing posts with label Novel. Show all posts
Showing posts with label Novel. Show all posts

Saturday 20 January 2024

Bab VI : Pelajaran tentang Kehidupan dan Harapan Baru

 Bab 6: Pelajaran tentang Kehidupan dan Harapan Baru

Ji-yoon terus merenung tentang makna sejati dari persahabatan, kehilangan, dan kebahagiaan. Dalam momen-momen sunyi dan introspektifnya, ia menyadari bahwa Soo-min akan selalu tinggal dalam kenangannya, dan kehilangan bukanlah akhir dari segalanya. Min-ho, dengan segala rahasia dan ketidakpastian yang ada dalam dirinya, menjadi tonggak kekuatan yang mendukung Ji-yoon.

Mereka kembali ke tempat-tempat yang pernah menyimpan kenangan pahit, seperti taman sekolah dan kantin, tetapi kali ini dengan pandangan yang berbeda. Ji-yoon menggenggam erat tangan Min-ho, merasakan keberanian yang datang dari kehadiran satu sama lain. Taman sekolah, yang dulu terasa sepi dan hampa, kini menjadi saksi dari perubahan dan pertumbuhan yang terjadi dalam hidup mereka.

Pelajaran tentang kehidupan dan harapan baru muncul melalui percakapan mereka yang dalam. Ji-yoon menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari menghindari kehilangan, tetapi dari bagaimana kita menjalani hidup setelahnya. Min-ho, dengan rahasia-rasanya yang terungkap, menunjukkan bahwa terkadang membuka diri pada orang lain adalah langkah pertama menuju penyembuhan.

Bab ini mencapai puncaknya dengan Ji-yoon dan Min-ho menemukan kedamaian di dalam diri mereka sendiri dan satu sama lain. Mereka menyadari bahwa kehidupan terus berlanjut, dan di dalam kehilangan, ada ruang untuk tumbuh dan menciptakan kisah baru. Dalam akhir yang penuh harapan ini, Ji-yoon menemukan keberanian untuk melangkah maju, membawa jejak-jejak kehilangan di musim gugur sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidupnya.

Friday 19 January 2024

Bab V : Rahasia Kelam Min-ho yang Terungkap

 Bab 5: Rahasia Kelam Min-ho yang Terungkap

Min-ho dan Ji-yoon semakin mendekat satu sama lain, menjalin ikatan yang semakin kuat. Mereka saling memahami, berbagi tawa, dan mendukung satu sama lain di saat-saat sulit. Namun, ketenangan yang mereka rasakan harus dihadapkan pada kenyataan pahit saat Min-ho memutuskan untuk membuka pintu rahasia yang selama ini ia kunci rapat-rapat.

Suatu malam, di tepi sungai yang tenang, Min-ho bercerita tentang masa lalunya yang kelam. Ia menceritakan tentang kehilangan yang tak terduga, pengkhianatan, dan rasa bersalah yang menghantuinya. Ji-yoon, terdiam, mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir Min-ho. Kedua orang ini yang tampaknya terpisah oleh kehidupan mereka yang penuh tragedi, kini merangkul luka mereka masing-masing.

Rahasia-rasah yang selama ini disembunyikan Min-ho membuat Ji-yoon merasakan adanya paralel antara perasaannya sendiri dan perjalanan yang dilalui Min-ho. Meskipun rahasia itu membawa kekhawatiran dan ketidakpastian, Ji-yoon merasa lebih dekat dengan Min-ho, mengetahui bahwa mereka berdua membawa beban yang berat di pundak mereka.

Tapi, kejujuran Min-ho juga memicu pertanyaan baru dan pertarungan batin dalam diri Ji-yoon. Bagaimana ia bisa mempercayai orang lain, sementara rahasia-rasah yang tersembunyi begitu dalam dapat muncul kapan saja? Ji-yoon dihadapkan pada pertanyaan sulit tentang kepercayaan, dan Min-ho harus membuktikan bahwa kehadirannya adalah keberanian untuk melangkah maju, bukan hanya beban masa lalu.

Bab kelima ini mempertegas bahwa, meskipun ada kehangatan di dalam persahabatan mereka, tantangan besar menanti di depan. Pertarungan melawan rahasia kelam dan ketidakpastian menggantung di udara, menciptakan ketegangan yang mendalam dalam hubungan Ji-yoon dan Min-ho.

Lanjut Bab 6: Pelajaran tentang Kehidupan dan Harapan Baru

Thursday 18 January 2024

Bab IV: Jejak Kehilangan yang Haru di Sekolah Lama

Bab 4: Jejak Kehilangan yang Haru di Sekolah Lama

Ji-yoon dan Min-ho memutuskan untuk mengunjungi tempat-tempat yang pernah menjadi saksi bisu dari kenangan bersama Soo-min. Mereka memulai perjalanan mereka dengan mengunjungi kantin sekolah, tempat di mana tawa dan obrolan ceria dulu mengisi udara.

Namun, ketika Ji-yoon dan Min-ho tiba di kantin, suasana hati Ji-yoon berubah menjadi haru. Kursi-kursi yang dulu dipenuhi oleh tawa dan keceriaan kini terasa kosong. Mereka bertemu dengan teman-teman Soo-min yang juga merasakan kehilangan yang mendalam. Percakapan tentang Soo-min membawa candaan dan tangis, menciptakan momen yang penuh emosi di antara mereka.

Kemudian, Ji-yoon dan Min-ho melanjutkan perjalanan ke taman sekolah, tempat di mana dedaunan gugur selalu menjadi hiasan musim gugur. Di bawah pohon maple yang tinggi, Ji-yoon dan Min-ho bertemu dengan teman-teman lama Soo-min. Mereka duduk bersama, berbagi kenangan, dan terkadang tertawa lepas saat mengenang keceriaan Soo-min.

Di balik suasana haru, Ji-yoon merasakan dukungan dan kehangatan dari teman-teman Soo-min. Meskipun kehilangan masih melingkupi mereka, kebersamaan yang tercipta di tengah-tengah kenangan membawa kelegaan yang tak terduga.

Perjalanan mereka berlanjut ke kelas, di mana guru mereka dan teman-teman sekelas Soo-min menyimpan kenangan dan mengenang jasa Soo-min dalam bentuk papan kenangan. Foto-foto dan tulisan-tulisan menggambarkan betapa pentingnya Soo-min dalam hidup mereka. Ji-yoon merasakan bahwa, meskipun kehilangan tidak pernah hilang, kenangan Soo-min tetap hidup dalam hati mereka.

Bab keempat ini menciptakan momen-momen penuh emosi di tempat-tempat yang pernah menjadi saksi bisu dari kehidupan Soo-min. Ji-yoon, bersama dengan Min-ho dan teman-teman Soo-min, mengalami penerimaan dan dukungan dalam jejak-jejak kehilangan yang mereka lalui bersama.

Lanjut Bab 5: Rahasia Kelam Min-ho yang Terungkap

Wednesday 17 January 2024

Bab III: Kehadiran Min-ho yang Misterius

 Bab 3: Kehadiran Min-ho yang Misterius

Suasana musim gugur terus membayang-bayangi koridor sekolah ketika Ji-yoon menyadari kehadiran siswa baru, Min-ho. Wajahnya yang misterius dan mata gelapnya menarik perhatian Ji-yoon, seperti bayangan yang muncul di tengah-tengah sinar matahari sore.

Min-ho, yang duduk di sudut kelas, tampaknya memiliki daya tarik yang aneh. Ia selalu membaca buku-buku tua dengan sampul usang di sudut perpustakaan, memberinya aura misterius yang membuat siswa lain bertanya-tanya tentang latar belakangnya. Ji-yoon, bagaimanapun, merasakan getaran yang tak terungkap dari sosok itu, seperti pemahaman yang tak terucapkan tentang kehilangan.

Pertemuan tak terduga di lorong sekolah membawa Ji-yoon dan Min-ho lebih dekat. Min-ho, dengan nada lembut, menawarkan bantuan dan kehadiran yang tenang. Ji-yoon, meskipun awalnya enggan, merasa nyaman di sekitar Min-ho. Ia mulai membuka hatinya, merinci kenangan bersama Soo-min, dan menemukan kenyamanan dalam kehadiran Min-ho yang tak memaksa.

Seiring berjalannya waktu, Ji-yoon dan Min-ho menjelajahi kota bersama, melewati kafe-kafe kecil dan jalan-jalan kecil yang penuh dengan kehidupan. Min-ho, dengan senyum misteriusnya, membawa semangat baru ke dalam hidup Ji-yoon yang hampir padam. Meskipun kehadirannya memberikan cahaya baru, Ji-yoon masih merasa sulit untuk melepaskan kepenatan kesedihan.

Di suatu malam yang hening, Min-ho membuka diri pada Ji-yoon, mengungkapkan sebagian dari masa lalunya yang kelam. Rahasia yang selama ini disembunyikan membawa kekhawatiran baru bagi Ji-yoon, tetapi juga menciptakan ikatan yang lebih dalam antara mereka. Dalam perlahan-lahan menggali rahasia masing-masing, Ji-yoon dan Min-ho menemukan bahwa mereka berdua memiliki beban yang perlu mereka saling pikul.

Bab ketiga ini menandai titik balik dalam perjalanan Ji-yoon. Min-ho, dengan segala misterinya, membawa hembusan baru ke dalam kehidupannya yang sebelumnya hampa. Keberanian Ji-yoon untuk membuka hati pada orang baru menggambarkan bahwa ada kemungkinan untuk menemukan kebahagiaan bahkan di tengah-tengah kehilangan.

Lanjut Bab 4: Jejak Kehilangan yang Haru di Sekolah Lama

Tuesday 16 January 2024

Bab II : Kenangan Yang Tak Terlupakan

 Bab 2: Kenangan yang Tak Terlupakan

Ji-yoon terbangun dari mimpi buruk, matanya masih penuh dengan jejak air mata yang belum sempat dikeringkan semalam. Dalam ketidakpastian yang tak kunjung mereda, ia bergumam nama Soo-min di dalam kamar kosongnya. Sebuah foto bersama Soo-min berdiri di atas mejanya, menyala oleh sinar matahari pagi yang mulai menyusup ke dalam jendela.

Setelah membuka lembaran buku harian miliknya, Ji-yoon melihat setiap halaman yang terisi dengan tulisan tangan Soo-min. Mereka pernah berbagi segala rahasia di sana, dan sekarang buku itu menjadi saksi bisu dari kenangan yang tak terlupakan.

Pada hari-hari sekolah yang sulit, Ji-yoon merenung di bangku kantin yang sepi, menikmati bekal yang Soo-min selalu menyiapkan untuknya. Soo-min, dengan senyum cerahnya, selalu memberikan semangat dan membuat Ji-yoon merasa bahwa tak ada hal yang tak bisa diatasi bersama.

Namun, dalam kenangan manis itu, terdapat bayangan kecelakaan tragis yang menakutkan. Ji-yoon teringat suara derap langkah mereka di koridor, senyuman Soo-min yang terangkat tinggi di dalam mobil, dan kemudian, keheningan yang mendalam. Ji-yoon merasakan getaran bumi yang mengguncang hatinya saat ia menyadari bahwa sosok yang selalu bersamanya telah pergi selamanya.

Di sekolah, Ji-yoon semakin terasing. Teman-teman sekelas yang dulu dekat dengannya, kini menjaga jarak, merasa takut menyentuh luka yang masih segar. Namun, Ji-yoon juga tidak mampu membuka hatinya pada mereka. Ruang kelas yang penuh dengan tawa dan keceriaan yang dulu, sekarang terdengar hampa dan sepi.

Suatu sore, Ji-yoon pergi ke taman sekolah tempat mereka sering duduk bersama. Di sana, ia menemukan sejuta kenangan yang hidup, dari tawa lepas hingga tangisan bersama. Kini, taman itu hanya menyisakan keheningan dan dedaunan gugur yang turun perlahan.

Bab kedua ini memperdalam luka Ji-yoon, mengeksplorasi momen-momen yang membuatnya terusik di antara kenangan manis dan kejadian tragis. Melalui nostalgia dan rasa kehilangan yang semakin menggigit, pembaca merasakan intensitas emosi yang terus tumbuh dalam perjalanan Ji-yoon.

Lanjut Bab 3: Kehadiran Min-ho yang Misterius

Monday 15 January 2024

Bab I: Musim Gugur yang Melankolis

 Bab 1: Musim Gugur yang Melankolis

Ji-yoon duduk di kursinya di sudut kelas, membiarkan pandangannya terlempar ke luar jendela yang terbuka. Cahaya kuning dan merah musim gugur memantul di permukaan meja dan kursi, menciptakan bayangan berwarna-warni di sekitar kelas. Di sana, ia merenung dalam keheningan, mencoba mengabaikan riuh rendah teman-temannya yang penuh semangat menyambut musim gugur.

Di pikirannya, Ji-yoon kembali ke hari-hari ketika musim gugur bukan hanya tentang warna-warni dedaunan, tetapi tentang keceriaan bersama Soo-min. Mereka sering duduk bersama di bawah pohon maple besar di halaman sekolah, bertukar cerita dan impian mereka. Ketika angin musim gugur bertiup, dedaunan yang jatuh seperti hujan emas, dan mereka tertawa bersama, merasa tak terkalahkan.

Namun, sekarang pohon maple itu terlihat sunyi, dan warna-warni musim gugur seakan-akan hilang dalam kegelapan yang mengelilingi hati Ji-yoon. Terbayang di benaknya adalah wajah Soo-min yang ceria, namun, pada saat yang sama, dia terus teringat bagaimana senyum itu tiba-tiba lenyap dari dunia mereka.

Suasana kelas yang penuh keceriaan semakin terasa menyiksa bagi Ji-yoon. Teman-temannya, tanpa sengaja, menatapnya dengan ekspresi simpati, yang membuatnya semakin ingin menghindari pandangan orang lain. Ruangan yang seharusnya penuh kehangatan dan semangat, kini terasa hampa dan sepi.

Di tengah pelajaran, Ji-yoon merasa mata air matanya mulai berdesir. Ia berusaha keras menahannya, tetapi kenangan bersama Soo-min membanjiri pikirannya seperti gelombang yang tak terbendung. Setelah pertemuan ini, ia memutuskan untuk melarikan diri dari keramaian kelas.

Berdiri di depan jendela, Ji-yoon menyaksikan dedaunan gugur berputar-putar sebelum akhirnya menyentuh tanah. Musim gugur yang indah ini seakan-akan menertawakannya, menunjukkan kontras tajam antara kehidupan yang berlanjut dan kehidupan yang terputus. Ia mengenang momen ketika Soo-min dan dia berjanji untuk tetap bersama di setiap musim gugur yang akan datang. Namun, kini janji itu hanya berbentuk kenangan yang pahit.

Bab pertama ini mengeksplorasi kesedihan Ji-yoon dengan cara yang mendalam, menciptakan panggung yang membebani emosional bagi karakter utama dan membawa pembaca lebih dalam ke dalam kehidupannya yang penuh konflik.


Lanjut Bab 2: Kenangan yang Tak Terlupakan

Sunday 14 January 2024

Jejak Kehilangan Di Musim Gugur

 Judul: "Jejak Kehilangan di Musim Gugur"

Sinopsis:

Di balik gemerlap cahaya kota Seoul, terdapat sebuah sekolah menengah yang dipenuhi cerita-cerita menyentuh hati. Di sinilah kita akan mengikuti perjalanan seorang remaja bernama Ji-yoon, yang hidupnya penuh dengan kesedihan dan kehilangan.

Musim gugur tiba dengan daun-daun berubah menjadi warna-warna indah, tetapi bagi Ji-yoon, musim itu membawa kenangan yang tak terlupakan. Ia kehilangan sahabatnya, Soo-min, dalam sebuah kecelakaan tragis di sebuah lereng bukit di luar kota. Soo-min selalu menjadi sosok ceria yang membawa kebahagiaan di antara siswa-siswa yang lain, dan kini kepergiannya meninggalkan lubang yang sulit diisi.

Ji-yoon yang dulunya penuh semangat dan ceria, kini tenggelam dalam kesedihan yang mendalam. Ia merasa bersalah karena tidak dapat melindungi Soo-min. Bagaimana mungkin kehidupan bisa terus berlanjut tanpa sosok yang selalu menghiasi hari-harinya?

Namun, di tengah kegelapan, muncul seorang siswa pindahan misterius, Min-ho. Ia membawa energi yang berbeda dan menyadarkan Ji-yoon bahwa kehidupan harus terus berlanjut. Meskipun Min-ho memiliki rahasia kelam yang selalu menghantuinya, kehadirannya memberikan Ji-yoon harapan baru untuk menemukan arti sejati dari persahabatan.

Bersama-sama, Ji-yoon dan Min-ho merangkai jejak-jejak kehilangan di musim gugur mereka. Novel ini akan menggugah emosi pembaca dengan kisah tentang cinta, persahabatan, kehilangan, dan penerimaan diri sendiri di tengah kegelapan yang mendalam.


Lanjut Bab 1: Musim Gugur yang Melankolis

Saturday 7 March 2015

Basuh Luka Dengan Air Mata ( Part III )



Part III

Festival Musik Kampus

          Saat nyampe di kost setelah seharian tadi berkeliling mencari kampus untuk mendaftar kuliah, pada sore itu Gue dan zul istirahat di kursi  yang ada di teras kost, sambil menghisap rokok yang tadi sempat kami beli di Minimarket saat perjalanan pulang k kost.
“Zul, makasih ya, udah mau ngantar dan nemenin Gue mendaftar kuliah”
“Ya elahhh, pake makasih2 segala, nyantai aja lagi Tra, hehehe” jawab zul
“Oya Tra, tadi paz dekat taman dibelakang kampuz, lu ngelihat apaan sihh,?” zul heran dan penasaran.
“owh itu,  paz tadi Gue bilang sesuatu nan indah yang pernah Gue lihat saat berada di kota ne??”
“Iyaa Tra,” zul makin penasaran
“Tadi Gue lihat seorang cewe cantik yang berada dibawah pohon rindang dekat taman” jawab Gue sambil senyum
“hahahaha, jadi pandangan pertama nihh cerita nya”.Zul tak henti2 nya tertawa.
“lu ngeledekin Gue aja Zul, tapi cewe tadi benar2 cantik zul,” Gue senyum2 kayak orang yang lagi kasmaran gitu.
“Zul, apa mungkin cewe tadi juga mendaftar kuliah di kampus yang tadi juga ya” Tanya Gue yang lagi penasaran
“Mungkin juga kalee Tra” jawab Zul
“mudah2 an aja Zul, setelah Gue lulus dan diterima di kampus itu, si cewe td mudah2an memang benar mendaftar dan lulus juga di kampuz itu. Gue kan jadi punya kesempatan ketemu lagi sama dia” Gue yang lagi ber andai2.
“Zul, Gue istirahat dulu di kamar, Capek nihh, alnya beberapa hari lagi Gue mau Tes di kampus, jadi Gue mau Istirahat skalian persiapan buat Tes” Gue matikan rokok yang tadi Gue hisap, sambil beranjak ke dalam kamar.
“Siiip Tra” jawab Zul
          Beberapa hari kemudian Gue pergi Tes ke kampus yang diantar oleh zul, selesai mengikuti Tes, selang waktu 2 hari, Gue kembali pergi ke kampus bersama Zul melihat pengumuman bagi peserta Tes yang lulus, dan Alhamdulillah nama Gue tercantum pada pengumuman. Dan menyelesaikan segala Administrasi di kampuz. Hari dah menjelang sore, Gue dan Zul pulang dan tak lupa mampir di Minimarket deket kost buat beli Rokok. Saat nyampe di kost, terlihat Tante Eka yang sedang menyiram tanaman di teras kost.
Slamat Sore Tante” Gue dan Zul menyapa Tante Eka
Sore juga, ehh, kalian udah pada pulang” tante Eka menoleh ke Gue dan Zul sambil balas sapaan.
 “habis dari mana??” Tanya tante Eka
barusan balik dari kampuz tante” jawab Gue
Owhh.., oya, tadi tante bikin camilan, tuh tante tarok di atas meja dekat kursi teras kost”
wahhhh, mksh tan, repot2 segala, jadi gak enak kami nihhh, sekali lagi makasih ya tan” Jawab Gue
“iyahhh, sama2” tante eka tersenyum
          Seminggu kemudian Gue pergi ke kampuz, perdana masuk kuliah dan merasakan menjadi seorang mahasiswa. Hari demi hari berlalu, Gue mulai mengetahui seluk-beluk perkuliahan dan kenalan dengan mahasiswa2 baru yang sama kayak Gue. Di jurusan Georafi Gue berada di lokal B. Dan di lokal B mahasiswa cowo ada 5 orang diantara 25 orang cewe. Dan sampai saat ini Gue belum menemui cewe yang pernah Gue lihat di taman waktu itu. Selesai perkuliahan Gue berdiri di lorong depan lokal B, dan dari dalam lokal B keluar seorang pria berpostur kira2 setinggi Gue, potongan rambut pendek dan berpakaian rapi  menghampiri dan berdiri dihadapan Gue, yang merupakan mahasiswa di lokal B juga, tapi karena baru beberapa hari kuliah, jadi Gue Cuma kenal wajah.
Heiii teman, kenalin nama Gue Gilang, panggil aja lang” dia menyapa sambil mengarahkan tangan nya ke Gue
Heiii gilang, kenalin juga Gue Tralexa, panggil aja Tra. Gue Sambil menjabat tangan Gilang.
Mau rokok Tra., Gilang ngeluarin sebungkus rokok dari saku celana dan menawarkan ke Gue.
ya lang, mksh” Gue ambil sebatang rokok yang ditawari Gilang sebagai tanda perkenalan, hehehehe…
Ge ngapain sendirian nihh Tra?” Tanya Gilang
Ne Gue barusan habis baca Brosur yang ditempel di Mading(majalah Dinding) lang, brosur tentang festival band antar jurusan” jawab Gue sambil menunjuk ke arah mading.
Owh, brosur itu ya Tra
Iya, lo dah tau ya lang” Tanya Gue yang penasaran
Ya Tra, kemaren Gue juga dah lihat dan sempat nanya sama senior, katanya sihh itu festival yang diadakan setiap tahun, gak harus mahasiswa sini, Umum juga boleh ikut Tra” jawab Gilang
owh gitu yaa.., lang, lo suka nge band gak? Gue bertanya
Suka Tra, dulu Gue juga pernah nge band waktu SMA” jawab Gilang
Gimana kalo kita ikut berpartisipasi dalam acara festival band kampuz lang?” Gue bertanya dan mengajak dengan sangat antusias
Boleh juga tuh Tra” jawab Gilang
Oke deh kalo gitu lang, kita formasi band nya dengan personil 3 orang aja, ntar lo Gue kenalin sama teman kost Gue, kebetulan dia juga suka maen musik
Oke Tra” sahut gilang
          Sehabis dari kampuz, Gue ngajak Gilang ke kost untuk bertemu dengan Zul. Setelah mereka saling kenal, Gue pun merencanakan dan menyusun agenda untuk latihan di Studio band serta lagu2 apa saja yang akan kami maen kan nanti saat festival. Hampir tiap malam kami ber tiga latihan di Studio, karena persiapan hanya seminggu. dan festival band digelar pada hari Sabtu.
          Dan pada Sabtu pagi. Gue, Zul, dan gilang bangun dari tidur setelah mendengar alarm dari HP (Hand Phone).., Gilang tadi malam gue suruh nginap di kost Gue, agar kami bisa bareng berangkat siang ne ke acara Festival band. Kami pun bersiap2 dan saat jam di Dinding menunjukan pukul 10.00. kami berangkat menuju kampuz. Saat nyampe dikampuz Gue bergegas pergi menuju Aula tempat digelarnya Festival dan konfirmasi No Peserta yang sehari sebelum nya telah kami daftarkan ke panitia acara.
          Festival musik dimulai, setelah beberapa peserta tampil, giliran kami pun datang. Dengan sedikit nerveous kami menaiki panggung setelah dipersilahkan oleh Host(Pembawa  Acara). Di atas panggung posisi Zul pada Drum, Gilang pada Bass, dan Gue Gitar sekaligus Vokal. Sebelum tampil gue sedikit pembukaan sekaligus perkenalkan band kami.
Selamat siang para hadirin, perkenalkan kami band berasal dari Jurusan Geografi, nama band kami “GMG” (Generasi Muda Geo) sekian perkenalan nya, lagu pertama dari kami yaitu lagu band “Superman Is Dead” (SID) “Kuta Rock City
          Jrrreeeeennnnngggg, jreeeennnngg, jrrrreeennngggg, Suara dari Gitar yang menambah semarak suasana acara, ditambah bunyi Bass serta ketukan2 Drum, setelah selesai lagu yang pertama, lanjut lagu kedua dari band My Chemical RomanceI don’t love You”. permainan kami makin solid yang menambah kepercayaan diri kami ber tiga yang tampil dihadapan penonton yang memadati Aula. Dan lagu terakhir kembali lagu SID Lady Rose” selesai membawakan lagu terakhir, pandangan Gue terhenti pada satu arah, di pojok Aula berdiri seorang cewe. dalam hati, Gue berkata, bukan kah dia cewe yang pernah Gue lihat di belakang Taman. Gue makin penasaran, dan setelah Gue menutup penampilan dengan ucapan terima kasih, kami ber tiga turun dari panggung.
          Setelah turun dari panggung, Gue tak hentinya menatap ke arah pojok aula melihat sosok cewe itu.  Lalu band terakhir tampil, dan acara pun berakhir dengan pengumuman pemenang festival, dan pada festival perdana kami ini, kami gak juara. Penonton mulai beranjak pergi keluar Aula, diantara keramaian Gue masih terus berusaha melihat sosok cewe itu. Gue pamit sama Zul, dan Gilang
“Zul., lang., lo pulang duluan aja ya, Gue masih ada perlu di kampuz nihhh”
“Owh gitu, oke deh Tra” jawab Zul sambil mengajak Gilang pulang ke kost
“Gue duluan ya Tra” sahut Gilang
“Ya lang, jawab Gue
          Mereka berdua pulang ke kost, dan Gue juga keluar dari aula sambil mengikuti cewe yang tadi gue lihat, cewe itu pergi menuju Taman belakang kampuz, gue masih tetap mengikuti nya dari belakang. Saat nyampe di taman cewe itu duduk di tembok yang bisa dijadikan tempat duduk. Gue menghampiri si cewe yang lagi duduk. Dengan sedikit nerveous Gue memberanikan diri menyapa nya
“Heiii” Sapa Gue sambil tersenyum
“Heiii juga” dia balas senyuman ke Gue
“Boleh kenalan.., Gue Tralexa, panggil aja Tra” sambil mengarahkan tangan kanan Gue ke arah nya.
“hmmm, heiii Tra, kenalin juga nama Gue Levitia, panggil aja Vi”
“Owh, nama kamu Vi, nama yang bagus, hehehehe…”
“ahhhhh, kamu bisa aja Tra, hehehe,
“oya Vi, beberapa waktu lalu yang ditaman itu kamu ya, saat itu Gue melintas pake motor sama teman” Gue mastiin, alnya dikampuz ne cewe kan banyak,.
“hmmmm, waktu sore itu yaaa, jadi kamu yang waktu sore itu senyum2 ke aku, hehehe.. iyahhh, itu aku Tra. Vi tersenyum ke Gue,
“Tra kamu tadi tampil di festival band kannn??, tadi aku sempat ngelihat kamu”
“Iya Vi, gimana perform Gue tadi, kerennn gak?”
“hmmmm, kerennn koq Tra., kerennnn” Vi tersenyum simpul
“Vi, kamu kuliah disini juga? Tanya Gue, alnya festival tadi kan juga untuk umum, mana tau dia dari kampuz lain.
“iyaahh, Gue kuliah disini”
“Jurusan apa Vi??
“Geografi Tra”
“Owhhh, kamuGeografi juga., Gue juga jurusan Geografi Vi, lokal B”
“kalo Aku lokal A Tra”
“Bagus dong, jadi banyak kesempatan buat ketemu kamu nihhh, hehehe” Gue keceplosan
“Hmmmmmm…., Vi tersenyum simpul
          Pertemuan Sore itu merupakan hal yang sangat membahagiakan dan sangat berkesan bagi Gue..,
***

Kita tidak akan pernah terlepas dari yang namanya "masalah"dalam kehidupan ini. Jika kita tidak memiliki masalah didunia ini lepaslah kodrat kita sebagai manusia (human), untuk kita ketahui masalah adalah harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Masalah beragam macam nya dari hal kecil hingga hal besar seperti cinta, masa depan, motivasi diri, konsep diri, dan sebagainya. Beban pikiran anda selama ini akan anda temukan jawaban nya di rumah-konsul.blogspot.com.
kirim masalah anda lewat email kami agar privasi anda lebih terjaga konsulrumah@gmail.com / Facebook : rumah konsul dan kami akan menceritakan nya lewat blog ini dan nama anda akan kami rahasiakan, tujuan kami agar bisa menjadi pelajaran bagi orang lain.

Hidup tak jauh dari kekurangan, tak perlu dilihat dari hal yang lebih tinggi, bisa ditemui dari kehidupan sehari – hari yang tak pernah kita sadari, yang terkadang kita mengganggapnya remeh. Rumah Konsul hadir bagi teman – teman untuk memberikan informasi,tips, trik, dan cara unik lainnnya sebagai penambah wawasan bagi teman – teman semua.

Happy Reading Friends…..