Translate

Friday, 13 November 2015

Tipe Tipe Bos Di Tempat Kerja



Tipe 1: Bos Tirani 
Jika setan mengenakan setelan Prada, mungkin ia akan nampak se-perti bos Anda. Itu artinya ia mau mengatur segalanya dan menyalah-gunakan kekuasaannya. Karena ia mau mendominasi, dia akan ber-upaya semampunya untuk menolak membagikan informasi mengenai pe-kerjaan yang ia miliki. Kurangnya komunikasi semacam ini biasa-nya membuat timnya bekerja kurang efektif. Dia tidak bisa me-mahami arti kebebasan berpikir, dan dia akan memaksa Anda meminta izinnya setiap kali Anda perlu berbicara atau melakukan sesuatu. Anda juga akan sering mendengar dia membentak, sehingga semua orang takut padanya�meski tidak ada yang meng-hormatinya, dan ini perbedaan besar, lho. Dia juga terobsesi pada ketatnya jam kerja sehingga sering memeriksa apakah bawahannya datang terlambat atau pulang lebih cepat. Mengapa bos bersikap seperti itu? Jika Anda memiliki bos tirani, pahamilah bahwa /ia takut/. Takut kehilangan posisi penting di kantor, takut tidak dihormati dan dianggap penting, dan takut berkomunikasi�yang mana bisa menjadi pisau bermata tajam untuk posisinya. Karena jika ia berkomunikasi dengan baik, ia akan memberikan Anda kesempatan untuk mengambil alih dan memimpin, dan dia pun akan kehilangan kekuasaan. Seorang tiran sangat khawatir hal ini terjadi.

*Bagaimana mengatasi bos tirani?* 
Ingatlah bahwa orang-orang berubah menjadi tiran kalau orang lain membiarkan mereka atau memberikan kesempatan bagi mereka. Maka itu, Anda harus belajar mengatakan tidak pada bos. Jangan khawatir untuk menetapkan batasan sejak awal bekerja dengannya. Jelaskan bahwa Anda tidak mau bekerja di akhir pekan tanpa bayaran dan Anda tidak suka diperintah de-ngan nada tinggi seperti itu. Perhatikan baik-baik bahwa apapun yang Anda katakan, jangan pernah meninggikan suara Anda. Semakin jengkel bos tirani Anda, Anda harus tetap tenang dan terkontrol�karena itu satu-satunya cara untuk membuat emosi-nya mereda dan membuat dia membicarakan masalah dengan kepala dingin.

 
Tipe 2: Bos Payah 
Masalah Bos Payah adalah bahwa ia tak memiliki keahlian manajerial untuk melakukan tugasnya dengan baik. Biasanya tipe atasan semacam menempati posisinya karena keahliannya dalam bidang kerjanya (bukan keahlian memimpin) atau hal-hal negatif lain, seperti nepotisme. Bos tipe ini biasanya merupakan orang jenius yang suka menganalisa segala hal, tapi tak mengerti cara berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain. Dia mungkin tidak suka mengobrol dan tidak punya banyak teman. Dia tidak tahu �ke mana� ia harus membawa timnya dan sering mendapat ide-ide yang kurang matang�hanya ia sendiri yang percaya bahwa ide itu akan berhasil, sementara yang lain tidak. Tanpa rencana-rencana yang jelas dan keputusan yang baik terhadap setiap masalah, tim kerjanya akan berantakan. Jika Anda memiliki bos semacam ini, Anda dan tim Anda akan sering meragukan kapabilitasnya dan harus hati-hati terhadap ke-salahannya. Anda bahkan bisa mentertawakan dia di hadapan-nya sementara ia tidak menyadari. Dia sering buta akan segala hal mengenai bawahan dan tim kerjanya. Mengapa bos bersikap begitu? Hal ini hanya disebabkan satu hal: ia bodoh. Ia takkan pernah meragukan rasa percaya dirinya, dan akan berasumsi bahwa ia benar dalam segala hal. Ia belajar memimpin hanya dengan otaknya, dan tak paham bahwa manajemen bisa dicapai dengan pendekatan yang berbeda. Dia punya otak yang bisa menganalisa segalanya di tempat kerja, tapi ia tidak memperhitungkan sisi-sisi kemanusiaan, seperti po-litik di tempat kerja, humor, kesenangan, dan kebahagiaan.

*Bagaimana cara menghadapi Bos Payah?* 
Jika bos Anda payah, jangan sengaja melawannya. Angka-angka dan logika biasanya merupakan keahliannya dan ia sering lebih cerdas dan masuk akal daripada yang Anda pikirkan. Daripada melawannya, biarkan saja ia bicara dan tunjukan bahwa Anda percaya padanya, lalu tawarkan opini yang lain dengan cara bertanya. Pertanyaan akan membuat bos Anda berpikir dan jawabannya yang ia berikan membuat ia seakan menelurkan ide-ide baru dari dirinya sendiri�meskipun Anda yang mengarahkan ia ke situ. Anda pun bisa mendapatkan apa yang Anda inginkan dalam pekerjaan.



Tipe 3: Bos Tebar Pesona 
Bos Anda suka tersenyum. Ia ramah pada semua orang dan bisa me-ngobrol mengenai segala macam topik. Ia sangat kharismatik dan populer, dan dia suka mengikuti tren terbaru. Tapi saat ada masalah atau saat pekerjaan menumpuk, ia meng-hilang begitu saja. Dia lebih suka mendapatkan /image/ yang bagus akan dirinya daripada menyele-saikan pekerjaan. Yang ia lakukan hanya mendelegasikan tugas-tugas. Mengapa bos bersikap seperti itu? Artinya ia memiliki kebutuhan besar untuk dihargai dan dicintai. Dia mungkin saja orang yang mudah berbohong dan tak akan berpikir dua kali untuk melebih-lebihkan kenyataan agar dirinya kelihatan baik. Mungkin ia men-cari perhatian semacam itu di kantor karena tak men-dapatkannya di rumah? Bisa saja.
*Bagaimana mengatasi Bos Tebar Pesona?* 
Jika Anda punya bos semacam ini, berita baiknya adalah ia tak begitu sulit dihadapi. Tak ada bagusnya membeberkan ke-bohongan atau kepalsuannya pada rekan-rekan sekerja, karena Anda akan membuatnya marah dan menjadikan diri Anda musuh-nya. Dia tidak bermaksud buruk, maka bicaralah dengannya baik-baik. Tanyakan mengapa tim kalian sangat tidak teratur dan pekerjaan tidak selesai-selesai. Jangan pernah mempublika-sikan masalah pekerjaan Anda di depan umum, sebab bos takkan tahan kehilangan muka di depan orang lain.


Tipe 4: Bos Neurotik Bos 
Anda kompleks, emosional, egois, dan sulit dihadapi! Tipe bos seperti ini juga tempramental dan sering berlebihan dalam segala hal. Ia membuat bawahan dan bahkan atasannya kha-watir. Ia sering merubah-rubah /job desk/ setiap orang. Seiring berjalannya waktu, ia belajar untuk mempercayai hanya sedikit orang di dalam lingkarannya. Bawahan favoritnya adalah mereka yang pendiam dan tidak akan mempertanyakan posisi atau kebijakannya. Apa artinya ini? Artinya bos adalah orang yang paranoid. Hanya ada dua pilihan bagi Anda yang bekerja untuk atasan semacam ini: menyetujuinya atau membangkangnya. Tidak ada yang namanya kompromi, diskusi, dan debat sehat untuk meng-hasilkan solusi dari tiap masalah. Di dalam dunia bos neurotik, jika Anda tidak menyetujui apa yang ia katakan, itu berarti Anda pengkhianat.
*Bagaimana menghadapi Bos Neurotik?* 
Jangan berusaha memahami dia�biarkan psikolognya yang melakukannya. Jangan terprovokasi dan memprovokasi. Tetaplah pasif dan lakukan pekerjaan Anda tanpa terlibat secara pribadi dan emosional dengannya. Jika Anda tipe pekerja yang mem-butuhkan atasan karismatik, mungkin ia bisa jadi idola Anda... pada awalnya. Tapi hati-hati karena ia bisa berubah-ubah dalam sekejap, terutama kalau Anda melakukan sesuatu yang tak se-suai dengan standarnya.

Wednesday, 11 November 2015

PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

 

A. PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah
pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau
dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner
manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan
untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya
manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara
langsung sumber daya manusianya.

Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para ahli:

1. Menurut Melayu SP. Hasibuan.

MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

2. Menurut Henry Simamora

MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa
dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.
MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan
personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan
dan hubungan perburuhan yang mulus.

3. Menurut Achmad S. Rucky

MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan,
pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif
untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi
tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.

4. Menurut Mutiara S. Panggabean

MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan
pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembngan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari definisi di atas, menurut Mutiara S. Panggabaean bahwa, kegiatan di bidang sumber
daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi
pekerja.

Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja
meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan
pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.

Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian
pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat.Unsur manajemen (Tool of management), biasa dikenalMarket/
marketing, pasar

B. Model Manajemen Sumber Daya Manusia

Di dalam memahami berbagai permasalahan pada manajelen sumber daya manusia
dan sekaligus dapat menentukan cara pemecahannya perlu diketahui lebih dahulu model-
model yang digunakan oleh perusahaan kecil tidak bias menerapkan model yang biasa
digunakan oleh perusahaan besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam perkembangan model-
model ini berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi serta tuntutannya.
Untuk menyusun berbagai aktifitas manajemen sumber daya manusia ada 6 (enam) model
manajemen sumber daya manusia yaitu:

1. Model Klerikal

Dalam model ini fungsi departemen sumber daya manusia yang terutama adalah memperoleh
dan memelihara laporan, data, catatan-catatan dan melaksanakan tugas-tugas rutin. Fungsi
departemen sumber daya manusia menangani kertas kerja yang dibutuhkan, memenuhi
berbagai peraturan dan melaksanakan tugas-tugas kepegawaian rutin.

2. Model Hukum

Dalam model ini, operasi sumber daya manusia memperoleh kekutannya dari keahlian

di bidang hukum. Aspek hukum memiliki sejarah panjang yang berawal dari hubungan
perburuhan, di masa negosiasi kontrak, pengawasan dan kepatuhan merupakan fungsi pokok
disebabkan adanya hubungan yang sering bertentangan antara manajer dengan karyawan.

3. Model Finansial

Aspek pinansial manajemen sumber daya manusia belakangna ini semakin berkembang
karena para manajer semakin sadar akan pengaruh yang besar dari sumber daya manusia
ini meliputi biaya kompensasi tidak langsung seperti biaya asuransi kesehatan, pension,
asuransi jiwa, liburan dan sebagainya, kebutuhan akan keahlian dalam mengelola bidang
yang semakin komplek ini merupakan penyebab utama mengapa para manajer sumber daya
manusia semakin meningkat.

4. Model Manjerial

Model manajerial ini memiliki dua versi yaitu versi pertama manajer sumber daya manusia
memahami kerangka acuan kerja manajer lini yang berorientasi pada produktivitas. Versi
kedua manajer ini melaksanakan beberpa fungsi sumber daya manusia.
Departemen sumber daya manusia melatih manajer lini jdalam keahlian yang diperlukan
untuk menangani fungsi-fungsi kunci sumber daya manusia seperti pengangkatan, evaluasi
kinerja dan pengembangan. Karena karyawan pada umumnya lebih senang berinteraksi
dengan manajer mereka sendiri disbanding dengan pegawai staf, maka beberapa departemen
sumber daya manusia dapat menunjukan manajer lini untuk berperan sebagai pelatih dan
fsilitator.

5. Model Humanistik

Ide sentral dalam model ini adalah bahwa, departemen sumber daya manusia dibentuk untuk
mengembangkan dan membantu perkembangan nilai dan potensi sumber daya manusia di
dalam organisasi. Spesialis sumber daya manusia harus memahami individu karyawan dan
membantunya memaksimalkan pengembangan diri dan peningkatan karir.
Model ini menggabarkan tumbuhnya perhatian organisasi terhadap pelatihan dan
pengembangan karyawan mereka.

6. Model Ilmu Perilaku

Model ini menganggap bahwa, ilmu perilaku seperti psikologi dan perilaku organisasi
merupakan dasar aktivitas sumber daya manusia. Prinsipnya adlah bahwa sebuah pendekatan
sains terhadap perilaku manusia dapa diterpkan pada hampir semua permasalahan sumber
daya manusia bidang sumber daya manusias yang didasarkan pada prinsip sains meliputi
teknik umpan balik, evaluasi, desain program dan tujuan pelatihan serta manajemen karir.

C. Fungsi manajemen

1. Perencanaan

Perencanaan adalah usaha sadar dalam pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan
secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Rekrutmen

Menurut Schermerhorn, 1997 Rekrutmen (Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok
kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang
pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya
memenuhi spesifikasi pekerjaan.

3. Seleksi

Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian
banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima
berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar.
Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan
yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat
terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi
lainnya.

4. Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan
perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga
kera.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003.
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,
serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada
tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan
pekerjaan.

Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul
tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga
atau instansi pendidikan,

Menurut (Hani Handoko:2001:104) pengertian latihan dan pengembangan adalah
berbeda. Latihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagal
ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan
rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang.
Sedangkan pengembangan (Developrnent) mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya
untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat
kepribadian.

5. Evalauasi Kinerja

Evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, yaitu
perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan
pengendalian. Terkadang fungsi monitoring dan fungsi evaluasi, sulit untuk dipisahkan.
Penyusunan sistem dalam organisasi dan pembagian tugas, fungsi serta pembagian peran
pihak-pihak dalam organisasi, adakalanya tidak perlu dipisah-pisah secara nyata. Fungsi
manajemen puncak misalnya, meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai pengendalian.
Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja,
rapat pimpinan, atau temu muka, baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-
kejadian khusus lainnya.

Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri.
Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan
fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi

manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang
sama setiap kali.

6. Komensasi

Pmberian balas jasa langsung dan tidak langsung berbentuk uang atau barang kepada
karyawan sebagai imbal jasa( output) yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip
Kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab.

7. Pengintegrasian

Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga
tercipta kerjasama yang serasi da saling menguntungkan.

8. Pemeliharaan

Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan
agar tercipta kerjasama yang panjang.

9. Pemberhentian

Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha.
Sedangkan menurut Moekijat mengartikan bahwa Pemberhentian adalah pemutusan
hubungan kerjas seseorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan.

D. 4 (Empat) tujuan manajemen SDM adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Sosial

Tujuan sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi atau
perusahaan bertanggungjawab secara sosial dan etis terhadap keutuhan dan tantangan
masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya.

b. Tujuan Organisasional

Tujuan organisasional adalah sasaran formal yang dibuat untuk membantu organisasi
mencapai tujuannya.

c. Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan kontribusi departemen
sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

d. Tujuan Individual

Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi atau perusahaan
yang hendak mencapai melalui aktivitasnya dalam organisasi.



DAFTAR PUSTAKA

http://www.anakciremai.com/2008/09/makalah-manajemen-tentang-manajemen.html

http://manaje-men.com/unsur.manajemen.html

http://www.anneahira.com/artikel-umum/manajemen-sdm.htm

http://www.anakciremai.com/2008/09/makalah-manajemen-tentang-manajemen.html

Cara Mengetahui Kepribadian Lawan Bicara



1.Tipe Split Mirror
Orang yang termasuk tipe ini yaitu yang suka atau sering membicarakan kekurangan, kelemahan atau keburukan orang lain. Orang tipe seperti ini biasanya tak pernah berani mengakui kekurangan, kelemahan atau keburukan diri sendiri. Dengan menceritakan segi negatif orang lain, sebenarnya dia ingin membangun citra bahwa dia tak seperti orang lain yang diceritakannya.
Logikanya, kalau dia bisa menceritakan segi negatif orang lain kepada Anda, bukan tak mungkin suatu saat nanti dia juga akan menceritakan segi negatif Anda kepada orang lain.

2.Tipe Mirage
Orang yang termasuk tipe ini biasanya selalu menceritakan kesuksesan-kesuksesan yang tidak pernah ada buktinya. Selalu bicara tentang rencana-rencana yang tak pernah ada realitanya. Selalu menebar janji bahwa dia sanggup membantu Anda padahal dia tidak punya pengalaman untuk itu. Apa yang dibicarakan mungkin kesuksesan, tetapi kesuksesan masa lalu yang sudah lenyap.
Logikanya, orang tipe demikian biasanya ingin dianggap sukses dan menutupi kegagalan atau ketidakmampuannya baik di masa lalu atau masa sekarang.

3.Tipe Fire Tongue
Orang tipe ini suka sekali mengeluarkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang menyakitkan hati orang lain. Misalnya, mencaci maki, menghina, membodoh-bodohkan orang lain, mencerca dan semacamnya. Karena dengan demikian dia merasa puas seakan-akan orang lain juga merasakan beban hidup dan beban batinnya.
Logikanya, orang seperti ini sedang mengalami tekanan jiwa stres, frustrasi atau depresi.

4.Tipe Stork Bird
Orang tipe ini selalu berusaha menutup-nutupi kesalahannya padahal orang lain tak pernah memintanya untuk menceritakannya. Misalnya, kekayaannya adalah hasil krupsi, tetapi selalu bercerita baru dapat warisan dari orang tuanya, dari pamannya dari si Anu, dapat hadiah dari bank Anu, dan semacamnya.
Logikanya, orang seperti ini sangat takut sekali kekurangan-kekurangannya diketahui orang lain. Oleh karena itu selalu berusaha menyembunyikan segi-segi negatifnya yang mungkin akan diketahui orang lain.

5.Tipe Soybean
Yaitu orang yang punya kebiasaan sangat mudah mengumbar janji, tetapi dengan mudah mengingkarinya. Semakin mudah berjanji, semakin pasti dia ingkar. Dan jika ingkar janji tak pernah melakukan konfirmasi ataupun permintaan maaf seolah-olah itu hal yang biasa saja. Tetapi manakala orang lain ingkar janji dengan dia, maka dia marah sekali.
Logikanya, orang demikian memang punya watak munafik dan tak konsekuen. Tidak cocok untuk dijadikan rekan bisnis atau kerjasama di dalam suatu tim atau organisasi.

6.Tipe Empty Vat
Orang dengan tipe-tipe ini biasanya cuma bicara kulit-kulitnya saja, tetapi isinya tidak ada. Suka pamer gelar, suka bicara muluk tetapi realisasinya tidak ada.Suka menggurui, suka pamer, membanggakan diri sendiri ataupun orang lain.
Logikanya, orang yang demikian sebenarnya melakukan teori kompensasi untuk menutupi kegagalan masa lalunya. Dengan demikian dia berharap orang lain akan punya kesan bahwa sebenarnya diapun bisa sukses. Padahal kenyataannya tidak demikian.

7.Tipe Long Nose
Orang tipe sok atau snob sangat banyak jumlahnya. Mulai dari sok pintar, sok kaya, sok tahu, sok kuat, sok mengerti, sok suci, sok gengsi dan sok-sok lainnya. Bicaranya seperti antara langit dan bumi.
Logikanya, dia hidup di alam khayalan dan imajinasinya. Dengan mengatakan hal-hal yang indah, seolah-olah dia sudah melakukannya. Dia hidup dalam dunia ilusi.

8.Tipe Faucet
Orang yang bertipe ini selalu bercerita kepada orang lain tentang suatu masalah yang menyangkut hanya tentang dirinya. Di manapun dan kapanpun dia selalu curhat. Ada semacam tekanan batin yang mengganggu intrapribadinya kalau masalah yang dialami hanya dipendam saja.
Logikanya, orang yang selalu curhat adalah orang yang tidak mampu mandiri alias kurang pede. Dia selalu meminta perhatian orang lain, masukan dari orang lain, dukungan orang lain dan bahkan kalau bisa orang lain yang memecahkan masalahnya.

9.Tipe Rumpled Yarn
Orang yang punya tipe ini bicaranya berbelit-belit, tidak jelas dan tidak tegas. Tidak ada penalaran atau argumentasi yang mendukung ucapan-ucapannya.

Logikanya, dia termasuk orang yang punya banyak masalah tapi tak pernah bisa menyelesaikannya walaupun sudah mendapatkan saran-saran dari orang lain.

10.Tipe Gecko
Orang yang punya tipe ini biasanya tak pernah memperhatikan kepentingan orang lain, tak pernah memuji orang lain. Sikapnya masa bodoh erhadap orang lain. Tak pernah mencoba akrab dengan orang lain. Tetapi manakala kepentingannya terganggu, dia marah. Atau, ketika dia ada masalah, dia baru melakukan pendekatan ke orang lain. Baik kepada orang lain hanya kalau lagi butuh saja.

Sebenarnya lawan bicara Anda yang baik juga ada. Tapi biasanya tak ada gunanya membicarakan yang baik-baik dari orang lain karena itu tidak merugikan Anda. Justru ada baiknya Anda mengetahui tipe-tipe lawan bicara Anda yang buruk supaya Anda bisa mengambil ancang-ancang untuk menyikapinya dengan arif dan bijaksana.

Manajemen Logistik

MANAJEMEN PERLENGKAPAN ATAU LOGISTIK

A.    Pengertian
Serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penggunaan logistik guna mendukung efektifitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan uraian dari pengertian manajemen dan pengertian logistik, bahwa manajemen lebih menitik beratkan pada cara untuk mengelola barang melalui tindakan-tindakan perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Subagya (1994),” logistik adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan strategis barang, suku cadang dan barang dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan.
Adapun manajemen logistik adalah sebagai berikut.
Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan yang digunakan untuk kegiatan operasional. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat, sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (Subagya, 1994).


B.     Tujuan manajemen logistik
·         Tujuan umum
1.      Tujuan operasional
Tujuan operasional agar tersedia barang / bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
2.      Tujuan keuangan
Tujuan keuangan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-serendahnya.
3.      Tujuan pengamanan
·         Tujuan khusus
Mendukung efektivitas dan efisiensi dalam setiap upaya pencapaian tujuan organisasi.
C.     Implementasi manajemen logistik pada klinik bidan praktik swasta
Untuk melaksanakan praktik bidan terdapat sejumlah persyaratan minimal dan perlengkapan pelayanan kebidanan yang diatur melalui peraturan pemerintah.
1.      Peralatan (steril dan tidak steril)
2.      Bahan habis pakai
3.      Obat-obatan
4.      Formulir dan kelengkapan adsministrasi
Sarana medis-non medis
1.        Sarana non medis
a.         Bangunan dan tata ruang sekurang-kurangnya terdiri dari :
Ruang tunggu :
·         kursi / bangku pasien
·         meja / majalah / surat kabar
·         meja dan kursi petugas pengantar
Ruang pemeriksaan :
·         Meja dan kursi provider
·         Lemari, meja obat
·         Tempat cuci tangan
Kamar kecil (WC)
·         Kenyamanan
·         Keamanan
·         Privacy
·         Kepuasan
Perlengkapan penunjang
·         Buku kas (bila perlu)
·         Buku resep
·         Blanko formulir rujukan
·         Blanko kwitansi
·         Blanko surat sakit
·         Blanko surat sehat
·         Blanko buku kesehatan pribadi
Kelengkapan rekam medis
·         Sederhana : kartu pasien dan rak penyimpanan
·         Canggih : komputer
2.      Sarana medis kesehatan :
·         Meja bidan
·         Timbangan anak
·         Timbangan dewasa
·         Stetoskop
·         Lampu senter
·         Termometer
·         Plester
·         Pinset
·         Alkohol, kapas, kasa steril
·         Peralatan suntik


D.    Fungsi manajemen perlengkapan
Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut.
1.      Fungsi perencanaan
Proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai atau user kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi. Menurut Subagya (1994), ”perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan.”
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Suatu rencana harus didukung oleh semua pihak. Rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya.
      Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan (sasaran) diperlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan untuk mencapai sasaran organisasi.
Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
a.       Rencana jangka panjang (long range)
b.      Rencana jangka menengah (mid range)
c.       Rencana jangka pendek (short range)
Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:
a.       Rencana Pembelian
b.      Rencana Rehabilitasi
c.       Rencana Dislokasi
d.      Rencana Sewa
e.       Rencana Pembuatan
Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan menyimpulkan pernyataan  sebagai berikut:
a.       Apakah yang dibutuhkan untuk menentukan jenis barang yang tepat (what)
b.      Berapa yang dibutuhkan untuk menentukan jumlah yang tepat (how much, how many)
c.       Kapan menentukan waktu yang tepat (when)
d.      Dimana dibutuhkan untuk menentukan tempat yang tepat (where)
e.       Siapa yang mengurus untuk menentukan orang atau unit yang tepat (who)
f.       Bagaimana diselenggarakan untuk menentukan proses yang tepat (how)
g.      Mengapa dibutuhkan pengecekan apakah keputusan yang diambil benar-benar tepat (why)
2.      Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting) adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya, 1994).
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang tepat.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan.
Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain :
a.       Peraturan–peraturan terkait
b.      Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan teknologi
c.       Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
d.      Pengaturan anggaran seperti sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistik
Sumber anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam tergantung pada institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada rumah sakit pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari dana subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari  dana subsidi (Yayasan dan Donatur), penerimaan rumah sakit dan dana dari pihak ketiga.
Alokasi anggaran  logistik rumah sakit 40 % - 50 % dalam bentuk obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.
3.      Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi (Subagya, 1994).
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a.       Pembelian
b.      Penyewaan
c.       Peminjaman
d.      Pemberian ( hibah )
e.       Penukaran
f.       Pembuatan
g.      Perbaikan
Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a.       Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b.      Penyususnan dokumen tender
c.       Pengiklanan/penyampaian undangan lelang
d.      Pemasukan dan pembukuan penawaran
e.       Evaluasi penawaran
f.       Pengusulan dan penentuan pemenang
g.      Masa sanggah
h.      Penunjukan pemenang
i.        Pengaturan kontrak
j.        Pelaksanaan kontrak
Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi teknis yang menyangkut pihak luar maka pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun 2003.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a.       Kode etik pengadaan
Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:
1.      Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan.
2.      Tidak boleh ada keterangan orang dalam kepada siapapun.
3.      Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika.
b.      Pelelangan pengadaan barang
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia pengadaan dan pelangan milik negara yang ditentukan sebagai berikut:
1.      Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab teknis.
2.      Dilarang duduk sebagai anggota panitia sepert kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.
3.      Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek.
4.      Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk.
4.      Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:
a.       Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b.      Barang (jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam :
·         Barang biasa: kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi roda dll.
·         Barang khusus: obat-obatan, alat-alat medis dll.
c.       Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d.      Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara pengambilan barang, pengawetan dll.
e.       Penggunaan alat bantu
f.       Pengamanan dan keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
5.      Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya  (Subagya, 1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain:
a.       Proses Administrasi
b.      Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c.       Proses pengeluaran fisik barang
d.      Proses angkutan
e.       Proses pembongkaran dan pemuatan
f.       Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6.      Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Subagya, 1994). Alasan penghapusan barang antara lain:
a.       Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan.
b.      Teknis dan ekonomis
Nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya yang disebabkan beberapa faktor:
·         Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki
·         Kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan
·         Aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling
·         Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.
c.       Surplus
d.      Tidak bertuan yaitu barang-barang yang tidak diurus
e.       Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a.       Aspek yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek yuridis mencakup pembentukan panitia penilai, identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.
b.      Aspek rencana pelaksana teknis
Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antara lain:
1.      Pemanfaatan langsung yaitu usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.
2.      Pemanfaatan kembali yaitu usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang dihapus menjadi barang lain.
3.      Pemindahan yaitu mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka pemanfaatan langsung.
4.      Hibah yaitu pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar instansi (pemerintah).
5.      Penjualan/Pelelangan yaitu dijual baik di bawah tangan atau dilelang.
6.      Pemusnahan yaitu menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan.
7.      Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung. Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
a.       Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan prosedur lain.
b.      Melaksanakan pengamatan (monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana.
c.       Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan.
d.      Melakukan supervisi
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:
a.       Struktur organisasi yang baik
b.      Sistem informasi yang memadai
c.       Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
d.      Pendidikan dan pelatihan
e.       Anggaran yang cukup memadai

sumber

Kita tidak akan pernah terlepas dari yang namanya "masalah"dalam kehidupan ini. Jika kita tidak memiliki masalah didunia ini lepaslah kodrat kita sebagai manusia (human), untuk kita ketahui masalah adalah harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Masalah beragam macam nya dari hal kecil hingga hal besar seperti cinta, masa depan, motivasi diri, konsep diri, dan sebagainya. Beban pikiran anda selama ini akan anda temukan jawaban nya di rumah-konsul.blogspot.com.
kirim masalah anda lewat email kami agar privasi anda lebih terjaga konsulrumah@gmail.com / Facebook : rumah konsul dan kami akan menceritakan nya lewat blog ini dan nama anda akan kami rahasiakan, tujuan kami agar bisa menjadi pelajaran bagi orang lain.

Hidup tak jauh dari kekurangan, tak perlu dilihat dari hal yang lebih tinggi, bisa ditemui dari kehidupan sehari – hari yang tak pernah kita sadari, yang terkadang kita mengganggapnya remeh. Rumah Konsul hadir bagi teman – teman untuk memberikan informasi,tips, trik, dan cara unik lainnnya sebagai penambah wawasan bagi teman – teman semua.

Happy Reading Friends…..