Translate

Monday, 23 February 2015

Fungsi Chronograph dan Chronometer Pada Jam Tangan

Apa itu chronograph dan tachymeter? Mungkin sebagian teman-teman bertanya begitu. Bagi teman-teman yang memiliki jam dengan fitur chronograph dan tachymeter sebaiknya tahu fungsi fitur tersebut agar tidak mubazir. Fitur tersebut bukan hanya untuk memperindah tampilan jam saja, tetapi mempunyai fungsi yang mungkin sangat berguna bagi pemiliknya.

Banyak orang rancu antara chronograph dan chronometer, yang sering rancu adalah jam bertuliskan chronometer di sebut sebagai jam chronograph karena mirip, padahal kedua kata tersebut merujuk pada dua hal yang berbeda.

Chronometer adalah alat pencatat waktu yang cukup tepat untuk dapat digunakan sebagai standar waktu portabel, biasanya digunakan untuk menentukan bujur dengan cara navigasi selestial. Dalam dunia jam tangan, istilah ini juga sering digunakan ke jam yang telah dites dan diberikan sertifikat karena telah lulus standar ketepatan. Di Swiss, hanya jam yang diberi sertifikat oleh COSC yang dapat menggunakan kata Chronometer pada jamnya.

Sedangkan chronograph berasal dari kata Yunani untuk waktu dan menulis (“chronos” dan “grafik“). Sebuah arloji chronograph adalah jenis jam tangan yang dapat bertindak sebagai stop watch, pengukuran interval waktu ketika menekan tombolnya di kedua sisi dari crown. Chronographs dapat melacak berlalu waktu (detik, menit dan – pada beberapa model – bahkan jam berlalu), serta waktu, ada beberapa chronographs yang juga dapat merekam fraksi yang kedua. Hal ini dicapai dengan menggunakan dial khusus atau skala di pinggir dial jam itu. Sebuah chronograph digital mampu membaca 1 / 100 dari sebuah chronograph, kedua kuarsa – 1 / 10 detik, dan mekanik – 1 / 5 per detik.
 Semoga Bermanfaat, Salam Rumah Konsul..

Saturday, 21 February 2015

Sejarah dan Nama - Nama Motif Songket

      Songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang perak. Selain benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang berwarna, ada yang menggunakan benang sulam, ada yang menggunakan benang katun berwarna dan sebagainya. Tetapi semua jenis benang tersebut dipergunakan untuk menghias permukaan kain tenun, bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar kain tenunnya. Prinsip penggunaan benang tambahan saat menenun disebut songket, karena dihubungkan dengan proses menyungkit atau mengjungkit benang lungsi dalam membuat po lahias.

        Songket merupakan jenis kain tenun tradisional Melayu dan Minangkabau di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Di Indonesia, pusat kerajinan tangan tenun songket dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Lombok dan Sumbawa. Di pulau Sumatera pusat kerajinan songket yang termahsyur dan unggul adalah di daerah Pandai Sikek dan Silungkang, Minangkabau, Sumatera Barat, serta di Palembang, Sumatera Selatan. Di Bali, desa pengrajin tenun songket dapat ditemukan di kabupaten Klungkung, khususnya di desa Sidemen dan Gelgel. Sementara di Lombok, desa Sukarara di kecamatan Jonggat, kabupaten Lombok Tengah, juga terkenal akan kerajinan songketnya.
         Ditinjau dari bahan, cara pembuatan, dan harganya, semula songket adalah kain mewah para bangsawan yang dipakai untuk menujukkan kemuliaan derajat dan martabat pemakainya. Akan tetapi, kini songket tidak hanya dimaksudkan untuk golongan masyarakat kaya dan berada semata, karena harganya yang bervariasi. Meskipun demikian, songket kualitas terbaik tetap dihargai sebagai bentuk kesenian yang anggun dan bernilai budaya tinggi.

Sejarah Songket
         Sejarah tentang asal muasal kain songket dikaitkan dengan Kerajaan Sriwijaya dan kawasan permukiman dan budaya Melayu, serta diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab. Sementara, Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket.

          Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Menurut tradisi, teknik tenun seperti ini berasal dari utara. Akan tetapi menurut penenun Terengganu, justru para pedagang Indialah yang memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali di Palembang dan Jambi, yang mungkin telah berlaku sejak zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11).

       Menurut tradisi Indonesia sendiri, kain ini dikaitkan dengan kegemilangan Sriwijaya, kemaharajaan niaga maritim pada abad ke-7 hingga ke-13 di Sumatera. Hal ini karena pusat kerajinan songket paling mahsyur di Indonesia adalah kota Palembang. Songketa dalah kain mewah yang aslinya memerlukan sejumlah emas asli untuk dijadikan benang emas, kemudian ditenun tangan menjadi kain yang cantik. Secara sejarah tambang emas di Sumatera terletak di pedalaman Jambi dan dataran tinggi Minangkabau. Meskipun benang emas ditemukan di reruntuhan situs Sriwijaya di Sumatera, bersama dengan batu mirah delima yang belum diasah, serta potongan lempeng emas, hingga kini belum ada bukti pasti bahwa penenun local telah menggunakan benang emass awal tahun 600-anhingga 700-an masehi. Songket mungkin dikembangkan pada kurun waktu yang lama di Sumatera. Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia baik diukur dari segi kualitasnya, yang berjuluk "Ratu Segala Kain". Songket eksklusif, memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya memerlukan waktu sekitar 3 hari. Mulanya kaum laki-laki menggunakan songket sebagai destar, tanjak atau ikat kepala. Kemudian barulah kaum perempuan mulai memakai songket sarung dengan baju kurung.

Motif Songket
        Songket mempunyai motif-motif tradisional yang merupakan cirri khas budaya wilayah penghasil kerajinan ini. Misalnya, motif Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah, Tampuak Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie Baserak, Sirangkak, Silala Rabah, dan Simasam yang merupakan khas songket Pandai Sikek dan Minangkabau. Beberapa pemerintah daerah telah mempatenkan motif songket tradisional mereka. Dari 71 motif songket yang dimiliki Sumatera Selatan, baru 22 motif yang terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia .Dari 22 motif songket Palembang yang telah terdaftar di antaranya motif Bungo Intan, LepusPulis, Nampan Perak, dan Limar Beranti. Sementara 49 motif lainnya belum terdaftar. Selain motif Berante Berakam, beberapa motif lain yang belum terdaftar yakni motif SongketLepusBintangBerakam, NagoBesaung, Limar Tigo Negeri Tabur Intan, Limar Tigo Negeri Cantik Manis, Lepus Bintang Penuh, Limar Penuh Mawar Berkandang, dan sejumlah motif lainnya.

              Sejak dahulu kala hingga kini, songket adalah pilihan popular untuk busana adat perkawinan Melayu, Palembang, Minangkabau, Aceh dan Bali.Kain ini sering diberikan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin wanita sebagai salahsatu hantaran persembahan perkawinan. Di masa kini, busana resmi laki-laki Melayu pun kerap mengenakan songket sebagai kain yang dililitkan di atas celana panjang atau menjadi destar, tanjak, atau ikat kepala.Sedangkan untuk kaum perempuannya songket dililitkan sebagai kain sarung yang dipadu-padankan dengan kebaya atau baju kurung.
Meskipun berasal dari kerajinan tradisional, industri songket merupakan kerajinan yang terus hidup dan dinamis. Para pengrajin songket terutama di Palembang kini berusaha menciptakan motif-motif baru yang lebih modern dan pilihan warna-warna yang lebih lembut. Hal ini sebagai upaya agar songket senantiasa mengikuti zaman dan digemari masyarakat.

Rasa Cinta Yang Mulai Pudar



   Hubungan Asmara yang dijalin oleh sepasang kekasih sering kali mengalami konflik – konflik, baik datang nya dari dalam maupun dari luar. Dalam artian konflik yang datang nya dari dalam disebabkan oleh kedua pasangan namun yang dari luar biasa nya disebabkan oleh pihak ketiga. Beragam konflik akan terus mengiringi hubungan sepasang kekasih, disini lah letak peran kedua pasangan tersebut dalam menyikapi konflik yang mereka alami, apakah fondasi hubungan pasangan tersebut kokoh dan tangguh dari terpaan badai kehancuran yang menghampiri mereka.

            Cinta merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa, melekat pada perasaan setiap pasangan. Datang dengan seketika, namun hilang dalam waktu yang lama. Retak nya sebuah hubungan itu wajar pada setiap pasangan, setiap hal menyakitkan yang pernah ditorehkan oleh pasangan, mengukir lah diatas Pasir setiap perbuatan menyakitkan itu, karena akan selalu datang angin Maaf yang akan menghapus ukiran tersebut. Cinta akan selalu sedia untuk memaafkan perbuatan menyakitkan itu.

            Berpikir lah berulang kali jika ingin mengakhiri sebuah hubungan yang diakibatkan oleh konflik yang berkepanjangan. Apakah kita telah benar – benar siap kehilangan sosok yang selama ini mencurahkan kasih sayang nya kepada kita. Karena belum tentu sosok lain yang kita dapatkan nanti nya mampu memberi kenyamanan seperti yang kita rasakan pada pasangan kita saat ini. Rasa cinta yang mulai pudar itu wajar pada setiap pasangan, sikapilah Miss communication dengan bijak, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan sendiri tanpa mendengarkan penjelasan dari pasangan.
Nah, itu tadi sedikit khazanah bagi pembaca blog rumah-konsul, agar bijak menyikapi rasa cinta yang mulai pudar…
Salam Kami, Rumah Konsul….

Tra…

Kita tidak akan pernah terlepas dari yang namanya "masalah"dalam kehidupan ini. Jika kita tidak memiliki masalah didunia ini lepaslah kodrat kita sebagai manusia (human), untuk kita ketahui masalah adalah harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Masalah beragam macam nya dari hal kecil hingga hal besar seperti cinta, masa depan, motivasi diri, konsep diri, dan sebagainya. Beban pikiran anda selama ini akan anda temukan jawaban nya di rumah-konsul.blogspot.com.
kirim masalah anda lewat email kami agar privasi anda lebih terjaga konsulrumah@gmail.com / Facebook : rumah konsul dan kami akan menceritakan nya lewat blog ini dan nama anda akan kami rahasiakan, tujuan kami agar bisa menjadi pelajaran bagi orang lain.

Hidup tak jauh dari kekurangan, tak perlu dilihat dari hal yang lebih tinggi, bisa ditemui dari kehidupan sehari – hari yang tak pernah kita sadari, yang terkadang kita mengganggapnya remeh. Rumah Konsul hadir bagi teman – teman untuk memberikan informasi,tips, trik, dan cara unik lainnnya sebagai penambah wawasan bagi teman – teman semua.

Happy Reading Friends…..