Kalimat
secara umum menurut Chaer (2003:240) adalah susunan kata-kata yang
teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Pateda (1994:88) berpendapat
bahwa kalimat adalah satuan gramatik yang didahului dan diakhiri oleh
kesenyapan akhir dan berfungsi dalam ujaran. Dalam Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia yang disusun oleh Alwi, dkk. kalimat adalah satuan
bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi
akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan
ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud
tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dari huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!); sementara itu,
di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti (,), titik dua
(:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda
seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan
dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda
seru melambangkan kesenyapan.
Kalimat
merupakan satuan dasar wacana. Artinya, wacana hanya akan terbentuk
jika ada dua kalimat, atau lebih, yang letaknya berurutan berdasarkan
kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan, berupa kata atau
untaian kata, yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan di atas pada suatu
wacana atau teks, berstatus kalimat. Berikut merupakan contoh kalimat.
1. Ayah bangun pagi-pagi dan langsung berangkat bekerja demi mencari nafkah.
2. Sebenarnya apa pekerjannya?
3. Berapa penghasilannya setiap hari?
4. Apapun ayah kerjakan demi tanggung jawabnya kepada anak dan istri serta keluarga.
5. Ayah adalah pahlawan sejati.
6. Ayahku benar-benar ayah yang hebat.
7. Ia mau berkorban demi keluarga tercinta.
Ketujuh kalimat di atas dapat membentuk paragraph yang jika ditulis kembali seperti berikut ini.
Ayah
bangun pagi-pagi dan langsung berangkat bekerja demi mencari nafkah.
Sebenarnya apa pekerjannya? Berapa penghasilannya setiap hari? Apapun
ayah kerjakan demi tanggung jawabnya kepada anak dan istri serta
keluarga. Ayah adalah pahlawan sejati. Ayahku benar-benar ayah yang
hebat. Ia mau berkorban demi keluarga tercinta.
B. Ciri-Ciri Kalimat
Berdasarkan pengertian kalimat di atas dapat diketahui bahwa kalimat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Satuan bahasa terkecil.
2. Wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
3. Kalimat merupakan satuan dasar wacana.
Adapaun ciri-ciri kalimat menurut Alwi, dkk. (2003:311-312) antara lain:
1. Dalam
wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan
Contoh:
Saya (suara naik, keras) mau (suara turun, lembut) bertamasya (turun, keras, intonasi akhir).
2. Dalam
wujud tulisan berwujud huruf latin, kalimat diawali dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda
seru (!).
Saya mau bertamasya.
C. Perbedaan antara Frasa, Klausa, dan Kalimat
1. Frasa
Frasa
adalah satuan garamatik yang terdiri dari dua kata atau lebih dan tidak
melampaui batas fungsi baik fungsi S, P, O atau fungsi-fungsi lainnya.
Ciri-ciri frasa ada tiga, yaitu:
a. terdiri dari dua kata atau lebih,
b. tidak melampaui batas fungsi,
c. bisa diperluas atau disisipi dan atau yang.
Dari pengertian dan ciri-ciri di atas, maka frasa:
a. frasa harus merupakan kelompok kata,
b. frasa boleh mengisi berbagai fungsi sintaksis S, P, O, Pel, dan Ket asalkan tidak melampaui batas fungsi,
c. frasa tidak memiliki intonasi dan penjedaan atau tanda baca, maka tidak berpotensi menjadi kalimat, dan
d. frasa merupakan konstituen untuk klausa, kalimat dan wacana.
Perbedaan frasa dengan kalimat dapat dilihat dari contoh berikut:
Frasa
|
Kalimat
|
kepergian Ranti
baju baru
cerita yang menarik
kedatangan yang terlambat
ke kantor
|
Ranti pergi.
S P
Baju itu baru.
S P
Ceritanya menarik.
S P
Terlambat datangnya.
P S
Ibu pergi ke kantor.
S P K
|
Perbedaan frasa dengan klausa sebagai berikut:
§ Jika frasa harus berupa kelompok kata maka klausa tidak harus berupa kelompok kata.
§ Jika
frasa boleh mengisi berbagai fungsi sintaktis (S, P, O, Pel, K) maka
klausa hanya mengisi fungsi sintaktis, sehingga klausa itu bersifat
predikatif sedangkan frasa bersifat nonpredikatif.
2. Klausa
Klausa
adalah satuan gramatik yang terdiri atas S dan P baik disertai O, Pel, K
maupun tidak. Unsur klausa berupa S dan P, sedangkan O, Pel, dan K
bukan unsur utama. S juga bisa dilesapkan sehingga unsur pokok klausa
adalah P, rumusnya adalah (S) P, (O) (Pel).
Ciri-ciri klausa, yaitu:
a. terdiri atas S dan P baik disertai O, Pel, K maupun tidak,
b. unsur klausa berupa S dan P,
c. unsur utama klausa adalah P karena S dapat dilesapkan,
d. mempunyai rumus (S) P, (O) (Pel).
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri klausa, maka:
a. klausa dapat hanya terdiri dari satu kata,
b. klausa hanya mengisi fungsi sintaksis yang satu yakni P,
c. klausa tidak memiliki intonasi dan penjedaan atau tanda baca, tetapi memiliki potensi menjadi kalimat,
d. klausa merupakan konstituen untuk kalimat dan wacana.
Perbedaan klausa dengan kalimat dapat dilihat dari contoh berikut:
Klausa
|
Kalimat
|
hari ini akan hujan
a. kakak akan pergi ke Bali
b. ayah pergi ke Jakarta
a. pertandingan itu berlangsung
b. mereka pergi ke luar lapangan
|
Hari ini akan hujan.
Besok pagi kakak akan pergi ke Bali dan ayah pergi ke Jakarta.
Ketika pertandingan itu berlangsung mereka pergi ke luar lapangan.
|
3. Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatik yang didahului dan daiakhiri kesenyapan akhir yang berisi pikiran yang lengkap dalam ujaran.
Ciri-ciri kalimat, yaitu:
a. konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih,
b. diakhiri dengan intonasi atau tanda baca,
c. merupakan konstruksi sintaksis yang mengandung unsur predikasi,
d. terdiri atas unsurS dan P dengan atau tanpa O, Pel, atau K.
Dari pengertian dan ciri-ciri di atas maka:
a. kalimat dapat hanya terdiri dari satu kata, beberapa frasa, maupun beberapa klausa;
b. kalimat terdiri dari berbagai fungsi yang membentuk satu pola pikiran;
c. kalimat memiliki intonasi dan penjedaan atau tanda baca;
d. kalimat merupakan konstituen untuk wacana.
Contoh:
- Adiknya gagah.
S P
- Byan bermain bola.
S P O
- Ibu berbicara tentang pernikahanku.
S P Pel
- Ayah sedang pergi ke kantor.
S P Ket
D. Macam-Macam Kalimat
Macam-macam
kalimat dapat ditinjau dari berbagai sudut, yaitu: 1) jumlah klausanya,
2) bentuk sintaksisnya, 3) kelengkapan unsurnya, dan 4) susunan subjek
dan predikatnya. Macam-macam kalimat dari keempat tinjauan sudut
tersebut sebagai berikut.
1. Berdasarkan Jumlah Klausanya
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Contoh:
- Dia akan tidur.
- Kami mahasiswa pascasajana Unnes.
- Ia menjadi dosen bahasa Indonesia di luar negeri.
Berdasarkan kategori predikatnya kalimat tunggal dibedakan menjadi:
1) Kalimat Berpredikat Verbal
Kalimat verbal dapat dikelompokkan berdasarkan kemungkinan kehadiran nomina atau frasa nominal objeknya, yaitu:
(a) Kalimat Taktransitif
Kalimat
taktransitif adalah kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap
hanya memiliki dua unsur fungsi wajib, yakni subjek dan predikat.
Contoh:
- Bu Kades sedang memasak.
- Rambutannya memerah.
- Dia berlari (dengan sepatu barunya).
(b)Kalimat Ekatransitf
Kalimat
ekatransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan
memiliki tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek.
Contoh:
- Dosen itu memberi tugas sebagai pengganti ujian semester.
- Andi menyetir mobil barunya dengan kecepatan tinggi.
- Lelaki itu menusukkan pisau tepat dijantung korbannya.
(c) Kalimat Dwitransitif
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang mempunyai objek dan pelengkap .
Contoh:
- Ani sedang mencuci.
- Ani sedang mencucikan baju.
- Ani sedang mencucikan baju adiknya.
Kalimat verbal dapat pula dibedakan berdasarkan peran subjeknya, yaitu:
(a) Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya kata kerja aktif. Verba aktif ditandai dengan prefiks me- atau memper-.
Contoh:
- Kakak menulis novel.
- Tanteku selalu menyaksikan acara gosip di televisi.
- Rina memperpanjang SIM-nya.
(b)Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba pasif, biasanya ditandai dengan perfiks di- atau diper-.
Contoh:
- Novel ditulis kakak.
- Acara gosip di televisi selalu disaksikan tanteku.
- SIM itu diperpanjang oleh Rina.
2) Kalimat Berpredikat Adjektival
Kalimat berpredikat adjektival adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa adjektiva (kata sifat).
Contoh:
- Kakeknya sakit.
- Perkataan orang itu salah.
- Baju yang ia pakai agak aneh.
3) Kalimat Berpredikat Nominal
Kalimat berpredikat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa nomina.
Contoh:
- Dia adik saya.
- Dialah adik saya.
- Orang itu pembunuhnya.
- Orang itulah pembunuhnya.
4) Kalimat Berpredikat Numeral
Kalimat berpredikat numeral adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa numeralia.
Contoh:
- Hartanya banyak.
- Depositonya berlipat ganda.
- Tabungannya hanya sedikit.
5) Kalimat Berpredikat Frasa Prepoposional
Kalimat berpredikat frasa prepoposional adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa preposisi (keterangan).
Contoh:
- Ibu sedang ke supermarket.
- Adik sedang jalan-jalan di taman.
- Ayahku asli Jawa.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai lebih dari satu klausa. Kalimat majemuk dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Kalimat Majemuk Koordinatif (Setara)
Kalimat
majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya
memiliki status yang sama, yang setara atau, yang sederajat.
Klausa-klausa dalam kalimat majemuk subordinatif dihubungkan dengan
konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, dan lalu.
Contoh:
- Ani membereskan kamar, Ibu memasak, dan Ayah membaca koran.
- Dia pergi ke dapur, lalu membuatkan kami makan malam.
- Dia selalu mengatakan serius, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.
- Saya ingin pergi, sayang, orangtua tidak mengizinkan.
- Dia pergi dan tak pernah memberikan kabar.
2) Kalimat Majemuk Subordinatif (Bertingkat)
Kalimat
majemuk subordinatif adalah kalimat majemuk yang hubungan antar
klausa-klausanya tidak setara atau sederajat. Klausa yang satu merupakan
klausa atasan, dan klausa yang lain adalah klausa bawahan. Kedua klausa
tersebut biasanya dihubungkan dengan konjungsi subordinatif seperti
kalau, ketika, meskipun, dan karena.
Contoh:
- Kalau Dinda pergi, Rina pun akan pergi.
- Adik bermain sendiri ketika kakaknya sedang belajar.
- Meskipun aku dilarang oleh orangtua, aku pergi juga ke Jakarta.
- Karena banyak yang terlambat, arisan diundur.
3) Kalimat Majemuk Kompleks
Kalimat
majemuk kompleks (campuran) adalah kalimat yang terdiri dari tiga
klausa atau lebih, di mana ada yang dihubungkan secara koordinatif dan
ada pula yang dihubungkan secara subordinatif.
Contoh:
- Siska membaca novel karena Rina sedang belajar matematika dan tidak ada buku lain yang bisa dibaca.
- Ibu mengambil tas kecilnya, lalu mengambil sapu tangan untuk mengelap keringat yang membasahi wajahnya.
2. Berdasarkan Bentuk atau Kategori Sintaksisnya
a. Kalimat Deklaratif atau Kalimat Berita
Kalimat
berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu, dalam
penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam
pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong
orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
1) Kalimat berita kepastian
Contoh : Ayah akan membelikanku mobil bulan depan.
2) Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara pernikahanmu.
3) Kalimat berita kemungkinan
Contoh: Dia mungkin sudah tidak menyayangiku.
4) Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh : Saya tidak tahu mengapa dia meninggalkanku.
b. Kalimat Imperatif atau Kalimat Perintah
Kalimat
perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang
lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan
tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan,
kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
1) Kalimat Imperatif Taktransitif
Kalimat
imperatif taktransitif dibentuk dari kalimat deklaratif yang dapat
berpredikat verba dasar, frasa adjektival, dan frasa verbal yang
berprefiks ber- dan meng- ataupun frasa preposisional.
Contoh: Kamu berdiri!
2) Kalimat Imperatif Transitif
Kalimat yang berpredikat verba transitif mirip dengan konstruksi kalimat deklaratif pasif.
Contoh: Rubahlah gaya hidupmu!
3) Kalimat Imperatif Halus
Kalimat
imperatif halus memiliki sejumlah kata yang yang dipakai untuk
menghaluskan isi kalimat imperatif. Kata seperti tolong, coba, silakan,
sudilah, dan kiranya sering dipakai untuk maksuditu.
Contoh: Tolong jangan lupakan aku!
4) Kalimat Imperatif Permintaan
Kalimat imperatif juga digunakan untuk mengungkapkan permintaan ditandai dengan adanya kata minta dan mohon.
Contoh: Silahkan antre!
5) Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan
Di dalam kalimat imperatif, ajakan dan harapan tergolong kalimat yang biasanya didahului kata ayo(lah), mari(lah), harap, dan hendaknya.
Contoh: Ayo bekerja!
6) Kalimat Imperatif Larangan
Kalimat imperatif dapat berupa larangan, dengan ditandai adanya kata ‘jangan(lah)’.
Contoh: Janganlah selalu menyalahkanku!
7) Kalimat Imperatif Pembiaran
Kalimat imperatif
pembiaran dinyatakan dengan kata ‘biar(lah)’ dan ‘biarkan(lah)’.
Sebetulnya dapat diartikan bahwa kalimat itu menyuruh membiarkan
membiarkan sesuatu terjadi atau berlangsung.
Contoh: Biarkan aku menyusulmu.
c. Kalimat Interogatif atau Kalimat Tanya
Kalimat
tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi
atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda
tanya (?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan
intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana,
berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa rumah ini dicat merah?
- Kapan aku dipertemukan dengan dia?
- Dimana dia menyimpan kotak perhiasan itu?
d. Kalimat Ekslamatif atau Kalimat Seruan
Kalimat
seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang
kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan
intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!)
atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
- Aduh, saya lupa mengunci pintu kamar.
- Bukan main, cantiknya.
- Alangkah bebasnya pergaulan mereka!
8) Berdasarkan Segi Kelengkapan Unsurnya
a. Kalimat Lengkap (Mayor)
Kalimat lengkap (mayor) adalah kalimat yang memiliki klausa lengkap, sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat.
Contoh:
- Shinta bersenam pagi.
- Ibunya penulis novel terkenal.
- Artis itu seksi sekali.
- Anjing dan kucing sudah berdamai.
- Makanan ini kiriman dari mertua di Bandung.
b. Kalimat Taklengkap (Minor)
Kalimat
taklengkap (minor) adalah kalimat yang memiliki klausa tidak lengkap,
entah hanya terdiri dari subjek saja, predikat saja, objek saja, ataukah
keterangan saja.
Contoh:
- Sedang menulis!
- Hay!
- Cepat berangkat!
- Sialan!
- Dilarang merokok!
- Silakan duduk!
9) Berdasarkan Susunan Unsur Subjek dan Predikat
a. Kalimat Versi
Kalimat
versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau
frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan
mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika
kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya
dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh: Ambilkan gula di atas kulkas itu!
b. Kalimat Inversi
Kalimat
inversi adalah kalimat yang susunan dsari unsur-unsur kalimatnya sesuai
dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.