Translate

Thursday, 12 February 2015

Perbedaan Frasa, Klausa dan Kalimat

A.  Pengertian Kalimat
Kalimat secara umum menurut Chaer (2003:240) adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Pateda (1994:88) berpendapat bahwa kalimat adalah satuan gramatik yang didahului dan diakhiri oleh kesenyapan akhir dan berfungsi dalam ujaran. Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang disusun oleh Alwi, dkk. kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dari huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.      
      
Kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya, wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih, yang letaknya berurutan berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan, berupa kata atau untaian kata, yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan di atas pada suatu wacana atau teks, berstatus kalimat. Berikut merupakan contoh kalimat.
1.      Ayah bangun pagi-pagi dan langsung berangkat bekerja demi mencari nafkah.
2.      Sebenarnya apa pekerjannya?
3.      Berapa penghasilannya setiap hari?
4.      Apapun ayah kerjakan demi tanggung jawabnya kepada anak dan istri serta keluarga.
5.      Ayah adalah pahlawan sejati.
6.      Ayahku benar-benar ayah yang hebat.
7.      Ia mau berkorban demi keluarga tercinta.

Ketujuh kalimat di atas dapat membentuk paragraph yang jika ditulis kembali seperti berikut ini.
Ayah bangun pagi-pagi dan langsung berangkat bekerja demi mencari nafkah. Sebenarnya apa pekerjannya? Berapa penghasilannya setiap hari? Apapun ayah kerjakan demi tanggung jawabnya kepada anak dan istri serta keluarga. Ayah adalah pahlawan sejati. Ayahku benar-benar ayah yang hebat. Ia mau berkorban demi keluarga tercinta.

B.  Ciri-Ciri Kalimat
Berdasarkan pengertian kalimat di atas dapat diketahui bahwa kalimat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1.    Satuan bahasa terkecil.
2.    Wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
3.    Kalimat merupakan satuan dasar wacana.
Adapaun ciri-ciri kalimat menurut Alwi, dkk. (2003:311-312) antara lain:
1.    Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan
Contoh:
Saya (suara naik, keras) mau (suara turun, lembut) bertamasya (turun, keras, intonasi akhir).
2.    Dalam wujud tulisan berwujud huruf latin, kalimat diawali dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).
Saya mau bertamasya.

C.  Perbedaan antara Frasa, Klausa, dan Kalimat
1.    Frasa
Frasa adalah satuan garamatik yang terdiri dari dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi baik fungsi S, P, O atau fungsi-fungsi lainnya.
Ciri-ciri frasa ada tiga, yaitu:
a.    terdiri dari dua kata atau lebih,
b.    tidak melampaui batas fungsi,
c.    bisa diperluas atau disisipi dan atau yang.
Dari pengertian dan ciri-ciri di atas, maka frasa:
a.    frasa harus merupakan kelompok kata,
b.    frasa boleh mengisi berbagai fungsi sintaksis S, P, O, Pel, dan Ket asalkan tidak melampaui batas fungsi,
c.    frasa tidak memiliki intonasi  dan penjedaan atau tanda baca, maka tidak berpotensi menjadi kalimat, dan
d.   frasa merupakan konstituen untuk klausa, kalimat dan wacana.



Perbedaan frasa dengan kalimat dapat dilihat dari contoh berikut:
Frasa
Kalimat
kepergian Ranti

baju baru

cerita yang menarik

kedatangan yang terlambat

ke kantor
Ranti pergi.
   S       P
Baju itu baru.
      S        P
Ceritanya menarik.
        S           P
Terlambat datangnya.
        P               S
Ibu pergi ke kantor.
  S      P        K

Perbedaan frasa dengan klausa sebagai berikut:
§ Jika frasa harus berupa kelompok kata maka klausa tidak harus berupa kelompok kata.
§ Jika frasa boleh mengisi berbagai fungsi sintaktis (S, P, O, Pel, K) maka klausa hanya mengisi fungsi sintaktis, sehingga klausa itu bersifat predikatif sedangkan frasa bersifat nonpredikatif.
2.    Klausa
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S dan P baik disertai O, Pel, K maupun tidak. Unsur klausa berupa S dan P, sedangkan O, Pel, dan K bukan unsur utama. S juga bisa dilesapkan sehingga unsur pokok klausa adalah P, rumusnya adalah (S) P, (O) (Pel).
Ciri-ciri klausa, yaitu:
a.    terdiri atas S dan P baik disertai O, Pel, K maupun tidak,
b.    unsur klausa berupa S dan P,
c.    unsur utama klausa adalah P karena S dapat dilesapkan,
d.   mempunyai rumus  (S) P, (O) (Pel).
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri klausa, maka:
a.    klausa dapat hanya terdiri dari satu kata,
b.    klausa hanya mengisi fungsi sintaksis yang satu yakni P,
c.    klausa tidak memiliki intonasi dan penjedaan atau tanda baca, tetapi memiliki potensi menjadi kalimat,
d.   klausa merupakan konstituen untuk kalimat dan wacana.



Perbedaan klausa dengan kalimat dapat dilihat dari contoh berikut:
Klausa
Kalimat
hari ini akan hujan

a.    kakak akan pergi ke Bali
b.    ayah pergi ke Jakarta

a.    pertandingan itu berlangsung
b.    mereka pergi ke luar lapangan
Hari ini akan hujan.

Besok pagi kakak akan pergi ke Bali dan ayah pergi ke Jakarta.

Ketika pertandingan itu berlangsung mereka pergi ke luar lapangan.

3.    Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatik yang didahului dan daiakhiri kesenyapan akhir yang berisi pikiran yang lengkap dalam ujaran.
Ciri-ciri kalimat, yaitu:
a.    konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih,
b.    diakhiri dengan intonasi atau tanda baca,
c.    merupakan konstruksi sintaksis yang mengandung unsur predikasi,
d.   terdiri atas unsurS dan P dengan atau tanpa O, Pel, atau K.
Dari pengertian dan ciri-ciri di atas maka:
a.    kalimat dapat hanya terdiri dari satu kata, beberapa frasa, maupun beberapa klausa;
b.    kalimat terdiri dari berbagai fungsi yang membentuk satu pola pikiran;
c.    kalimat memiliki intonasi dan penjedaan atau tanda baca;
d.   kalimat merupakan konstituen untuk wacana.
Contoh:
-          Adiknya gagah.
      S          P
-          Byan bermain bola.
    S        P         O
-          Ibu berbicara tentang pernikahanku.
 S         P                    Pel
-          Ayah sedang pergi ke kantor.
   S            P               Ket

D.  Macam-Macam Kalimat
Macam-macam kalimat dapat ditinjau dari berbagai sudut, yaitu: 1) jumlah klausanya, 2) bentuk sintaksisnya, 3) kelengkapan unsurnya, dan 4) susunan subjek dan predikatnya. Macam-macam kalimat dari keempat tinjauan sudut tersebut sebagai berikut.


1.    Berdasarkan Jumlah Klausanya
a.    Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Contoh:
-       Dia akan tidur.
-       Kami mahasiswa pascasajana Unnes.
-       Ia menjadi dosen bahasa Indonesia di luar negeri.

Berdasarkan kategori predikatnya kalimat tunggal dibedakan menjadi:
1)   Kalimat Berpredikat Verbal
Kalimat verbal dapat dikelompokkan berdasarkan kemungkinan kehadiran nomina atau frasa nominal objeknya, yaitu:
(a)     Kalimat Taktransitif
Kalimat taktransitif adalah kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap hanya memiliki dua unsur fungsi wajib, yakni subjek dan predikat.
Contoh:
-   Bu Kades sedang memasak.
-   Rambutannya memerah.
-   Dia berlari (dengan sepatu barunya).

(b)Kalimat Ekatransitf
Kalimat ekatransitif adalah kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap dan memiliki tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek.
Contoh:
-   Dosen itu memberi tugas sebagai pengganti ujian semester.
-   Andi menyetir mobil barunya dengan kecepatan tinggi.
-   Lelaki itu menusukkan pisau tepat dijantung korbannya.

(c)      Kalimat Dwitransitif
Kalimat dwitransitif adalah kalimat yang mempunyai objek dan pelengkap .
Contoh:
-   Ani sedang mencuci.
-   Ani sedang mencucikan baju.
-   Ani sedang mencucikan baju adiknya.

Kalimat verbal dapat pula dibedakan berdasarkan peran subjeknya, yaitu:
(a)     Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya kata kerja aktif. Verba aktif ditandai dengan prefiks me- atau memper-.
Contoh:
-       Kakak menulis novel.
-       Tanteku selalu menyaksikan acara gosip di televisi.
-       Rina memperpanjang SIM-nya.

(b)Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba pasif, biasanya ditandai dengan perfiks di- atau diper-.
Contoh:
-       Novel ditulis kakak.
-       Acara gosip di televisi selalu disaksikan tanteku.
-       SIM itu diperpanjang oleh Rina.

2)   Kalimat Berpredikat Adjektival
Kalimat berpredikat adjektival adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa adjektiva (kata sifat).
Contoh:
-     Kakeknya sakit.
-     Perkataan orang itu salah.
-     Baju yang ia pakai agak aneh.

3)   Kalimat Berpredikat Nominal
Kalimat berpredikat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa nomina.
Contoh:
-       Dia adik saya.
-       Dialah adik saya.
-       Orang itu pembunuhnya.
-       Orang itulah pembunuhnya.
4)   Kalimat Berpredikat Numeral
Kalimat berpredikat numeral adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa numeralia.
Contoh:
-          Hartanya banyak.
-          Depositonya berlipat ganda.
-          Tabungannya hanya sedikit.

5)   Kalimat Berpredikat Frasa Prepoposional
Kalimat berpredikat frasa prepoposional adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa preposisi (keterangan).

Contoh:
-          Ibu sedang ke supermarket.
-          Adik sedang jalan-jalan di taman.
-          Ayahku asli Jawa.

b.   Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai lebih dari satu klausa. Kalimat majemuk dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)      Kalimat Majemuk Koordinatif (Setara)
Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara atau, yang sederajat. Klausa-klausa dalam kalimat majemuk subordinatif dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, dan lalu.
Contoh:
-       Ani membereskan kamar, Ibu memasak, dan Ayah membaca koran.
-       Dia pergi ke dapur, lalu membuatkan kami makan malam.
-       Dia selalu mengatakan serius, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.
-       Saya ingin pergi, sayang, orangtua tidak mengizinkan.
-       Dia pergi dan tak pernah memberikan kabar.

2)      Kalimat Majemuk Subordinatif (Bertingkat)
Kalimat majemuk subordinatif adalah kalimat majemuk yang hubungan antar klausa-klausanya tidak setara atau sederajat. Klausa yang satu merupakan klausa atasan, dan klausa yang lain adalah klausa bawahan. Kedua klausa tersebut biasanya dihubungkan dengan konjungsi subordinatif seperti kalau, ketika, meskipun, dan karena. 
Contoh:
-       Kalau Dinda pergi, Rina pun akan pergi.
-       Adik bermain sendiri ketika kakaknya sedang belajar.
-       Meskipun aku dilarang oleh orangtua, aku pergi juga ke Jakarta.
-       Karena banyak yang terlambat, arisan diundur.

3)      Kalimat Majemuk Kompleks
Kalimat majemuk kompleks (campuran) adalah kalimat yang terdiri dari tiga klausa atau lebih, di mana ada yang dihubungkan secara koordinatif dan ada pula yang dihubungkan secara subordinatif.
Contoh:
-       Siska membaca novel karena Rina sedang belajar matematika dan tidak ada buku lain yang bisa dibaca.
-       Ibu mengambil tas kecilnya, lalu mengambil sapu tangan untuk mengelap keringat yang membasahi wajahnya.

2.    Berdasarkan Bentuk atau Kategori Sintaksisnya
a.    Kalimat Deklaratif atau Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu, dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
1)   Kalimat berita kepastian
Contoh : Ayah akan membelikanku mobil bulan depan.
2)  Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara pernikahanmu.
3)   Kalimat berita kemungkinan
Contoh: Dia mungkin sudah tidak menyayangiku.
4)   Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh : Saya tidak tahu mengapa dia meninggalkanku.
b.   Kalimat Imperatif atau Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
1)   Kalimat Imperatif Taktransitif
Kalimat imperatif taktransitif dibentuk dari kalimat deklaratif yang dapat berpredikat verba dasar, frasa adjektival, dan frasa verbal yang berprefiks ber- dan meng- ataupun frasa preposisional.
Contoh: Kamu berdiri!
2)   Kalimat Imperatif Transitif
Kalimat yang berpredikat verba transitif mirip dengan konstruksi kalimat deklaratif pasif.
Contoh: Rubahlah gaya hidupmu!


3)   Kalimat Imperatif Halus
Kalimat imperatif halus memiliki sejumlah kata yang yang dipakai untuk menghaluskan isi kalimat imperatif. Kata seperti tolong, coba, silakan, sudilah, dan kiranya sering dipakai untuk maksuditu.
Contoh: Tolong jangan lupakan aku!
4)   Kalimat Imperatif Permintaan
Kalimat imperatif juga digunakan untuk mengungkapkan permintaan ditandai dengan adanya kata minta dan mohon.
Contoh: Silahkan antre!
5)   Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan
Di dalam kalimat imperatif, ajakan dan harapan tergolong kalimat yang biasanya didahului kata  ayo(lah), mari(lah), harap, dan hendaknya.
Contoh: Ayo bekerja!
6)   Kalimat Imperatif Larangan
Kalimat imperatif dapat berupa larangan, dengan ditandai adanya kata ‘jangan(lah)’.
Contoh: Janganlah selalu menyalahkanku!
7)   Kalimat Imperatif Pembiaran
Kalimat imperatif pembiaran dinyatakan dengan kata ‘biar(lah)’ dan ‘biarkan(lah)’. Sebetulnya dapat diartikan bahwa kalimat itu menyuruh membiarkan membiarkan sesuatu terjadi atau berlangsung.
Contoh: Biarkan aku menyusulmu.

c.    Kalimat Interogatif atau Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
Mengapa rumah ini dicat merah?
Kapan aku dipertemukan dengan dia?
-  Dimana dia menyimpan kotak perhiasan itu?

d.   Kalimat Ekslamatif atau Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
-  Aduh, saya lupa mengunci pintu kamar.
-  Bukan main, cantiknya.
-  Alangkah bebasnya pergaulan mereka!

8)   Berdasarkan Segi Kelengkapan Unsurnya
a.      Kalimat Lengkap (Mayor)
Kalimat lengkap (mayor) adalah kalimat yang memiliki klausa lengkap, sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat.
Contoh:
-       Shinta bersenam pagi.
-       Ibunya penulis novel terkenal.
-       Artis itu seksi sekali.
-       Anjing dan kucing sudah berdamai.
-       Makanan ini kiriman dari mertua di Bandung.

b.      Kalimat Taklengkap (Minor)
Kalimat taklengkap (minor) adalah kalimat yang memiliki klausa tidak lengkap, entah hanya terdiri dari subjek saja, predikat saja, objek saja, ataukah keterangan saja.
Contoh:
-       Sedang menulis!
-       Hay!
-       Cepat berangkat!
-       Sialan!
-       Dilarang merokok!
-       Silakan duduk!

9)   Berdasarkan Susunan Unsur Subjek dan Predikat
a.      Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh: Ambilkan gula di atas kulkas itu!

b.      Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dsari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.

Pengertian dan Fungsi Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.

  • Fungsi Bahasa terdiri dari :

1. Ekspresi Diri 
   Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. contohnya tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.

2. Komunikasi
    Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. pabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
 
Tujuan Komunikasi :
    tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
 
3. Adaptasi & Integrasi
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
  • memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
  • mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
  • mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
  • bereproduksi.
  • merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
  • Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
  • Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

4. Kontrol Sosial
    Kontrol sosial mengacu pada suatu proses baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, di mana dalam proses kontrol sosial tersebut masyarakat dibuat agar mematuhi norma-norma yang berlaku di masyarakat . Masyarakat berharap bahwa individu di dalam dirinya sendiri sudah muncul kesadaran untuk mematuhi norma dan mempunyai perilaku yang konform dengan aturan di masyarakat, artinya bahwa perilaku konformi tas itu bersifat inheren di dalam diri individu. Meskipun demikian ada sebagian besar manusia yang harus dilatih untuk menjalankan konformitas di mana proses sosialisasi terlibat di dalamnya. Melalui proses sosialisasi seseorang akan mempelajari perilaku apa yang dapat diterima berkaitan dengan berbagai situasi yang akan dia hadapi, selain itu ia akan belajar perilaku mana yang pantas dan tidak pantas untuk ia laksanakan.
Bentuk kontrol sosial berkaitan dengan pemberian sanksi baik yang berupa hukuman maupun imbalan pada perilaku yang disetujui maupun tidak disetujui oleh masyarakat. Di dalam masyarakat ada berbagai bentuk kontrol sosial seperti bahasa, gosip, ostratisme, intimidasi serta kekerasan fisik yang umumnya dilakukan oleh individu terhadap individu lain. Apapun bentuk kontrol sosial yang dilaksanakan semua itu bertujuan untuk mengembalikan individu yang melakukan perilaku menyimpang maupun untuk mencegah orang untuk menyimpang dan konform terhadap nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat .

  • Perkembangan Bahasa Indonesia

Berbicara mengenai Bahasa Indonesia tentunya tak bisa terlepas dari asal usul Bahasa Indonesia itu sendiri, apabila merunut ke belakang, Bahasa Indonesia berakar dari rumpun Bahasa Melayu yang akhirnya mengalami perkembangan seiring dengan adanya pengukuhan secara resmi Bahasa Indonesia pada saat peristiwa Sumpah Pemuda tepat pada 28 Oktober 1928. Peristiwa tersebut secara langsung mengantarkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Indonesia.
Bahasa Indonesia sendiri mulai mengalami masa perkembangannya pada masa pemerintahan Orde Lama yang ditandai dengan adanya bentuk ejaan lama seperti rangkaian dj, tj, oe,dan bentuk lain ejaan lama. Di samping kemunculan ejaan lama, perkembangan Bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemunculannya para sastrawan Indonesia, mulai dari sastrawan angkatan 45, balai pustaka, hingga sastrawan-sastrawan muda yang saat ini mulai bermunculan.
Terkait dengan sedikit ulasan sebelumnya, perkembangan Bahasa Indonesia dewasa ini berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut tidak hanya menimbulkan dampak positif, dampak negatifnya pun ada. Berkembangnya bahasa pergaulan yang saat ini mulai bermunculan mempengaruhi bentuk baku dari Bahasa Indonesia itu sendiri. Ejaan Yang disempurnakan(EYD) pun mulai terlupakan. Masyarakat merasa lebih nyaman berkomunikasi menggunakan bahasa yang dikenal dengan Bahasa Gaul. Mereka bahkan merasa tak mengikuti perkembangan jaman apabila tidak bisa berbicara dengan bahasa gaul tersebut, selain itu, kemunculan bahasa pergaulan itu memberikan efek domino terhadap munculnya bahasa-bahasa baru yang tentunya menyimpang dan menyalahi bentuk EYD itu sendiri. Bahasa-bahasa itu antara lain bahasa komunikasi yang digunakan oleh sebagian komunitas, golongan bahkan perkumpulan tertentu. Sebagai contoh bahasa yang digunakan oleh para waria yang sangat khas kita dengar.
Kita sebagai generasi muda sudah saatnya mengembalikan Bahasa Indonesia ke bahasa yang seharusnya. Mengurangi komunikasi menggunakan bahasa gaul bisa menjadi salah satu upaya kearah tersebut. Sebagai realisasinya yaitu dengan membiasakan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik di lingkungan keluarga. Penggunaan bahasa sms yang baik dan benar pun bisa pula kita lestarikan untuk memperbaiki penggunaaan Bahasa Indonesia secara benar.

  • Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional Dan Bahasa Negara
     A.  Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
 
Kedudukan pertama dari bahasa Indonesia sabagai bahasa  nasional dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam bulir- bulir Sumpah Pemuda.
 
    Bahasa Indonesia sebagai kebangaan bangsa
Kedudukan kedua ini dibuktikan dengan masih digunakkannya bahasa Indonesia hingga saat ini juga. Hal ini membuktikan betapa besarnya kebanggaan dan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap bahasanya sendiri. Tidak seperti Negara lain yang harus menggunakan bahsa Negara persemakmurannya.
  
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan pemersatu bangsa yang berbeda suku, agama, ras adat dan budaya

Kedudukan ketiga adalah bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dibuktikan dengan digunakannya bahsa Indonesia pada kegiatan sehari – hari seperti pada media-media komunikasi atau pada acara-lainnya.
 
B.  Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara 
 
sebagai bahasa negara berarti bahasa indonesia adalah bahasa resmi.dengan begitu bahasa indonesia harus digunakan sesuai dg kaidah,tertib,cermat,dan masuk akal.bahasa indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku.Tingkat kebakuanya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaia.dari dua tugas itu,posisi bahasa indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus terutama bagi pembelajaran bahasa indonesia sumber.garda guru posisi pembelajaran bahasa indonesia sehingga bahasa indonesia tidak akan terpinggirkan oleh bahasa asing karena dlm sejarahnya sendiri bahasa indonesia adalah bahasa persatuan.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. 
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
 
Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan. 

Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
 
Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah

Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
 
Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan      Teknologi.

Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.
 

Contoh Skripsi BAB I E-Learning


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan melalui internet menjadi salah satu bentuk pendidikan yang sangat dibutuhkan. Persiapan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan menberdayakan teknologi informasi terutama dalammenghasilkan tenaga akademik dan alumni kompetitif menjadi sesuatu yang mendesak.
 E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, dan pelatihan dalam rangka menyelenggarakan pendidikan yang dilakukan melalui media internet ataupun elektronik.Hal ini tidak berarti e-learning menggantikan model belajar konvensional didalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknilogi pendidikan.
Komunikasi antar guru dan siswa akan relatif lebih mudah dengan memanfaatkan jasa teknologi elektronik, karena tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler dan menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri dan dapat disimpan dalam komputer server sehingga dapat di akses oleh guru dan siswa tanpa tergantung ruang dan waktu.
Pada SMA N 12 PADANG, pembelajaran yang ada hanya berlangsung di kelas pada jadwal yang telah ditetapkan. sehingga masalah yang muncul adalah sulitnya untuk berkomunikasi antara guru dan siswa. Juga diharapkan dengan adanya aplikasi e-learning, dapat menyelesaikan masalah alternatif pembelajaran yang ada di kelas secara efektif agar lebih mudah dipahami oleh siswa dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Selain itu dengan adanya sebuah website pembelajaran, siswa dapat mengambil bahan-bahan pelajaran melalui teknologi internet. Selain itu, siswa juga dapat mengetahui informasi terbaru dari guru di  sekolah melalui website ini. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan laporan berupa skripsi dengan judul : “IMPLEMENTASI PHP DALAM MEMBANGUN E-LEARNING BERBASIS WEB PADA SMAN 12 PADANG

1.2   Rumusan Masalah
Maka untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana komunikasi yang dilakukan atara guru dan siswa ?
2. Apakah media pembelajaran yang digunakan di sekolah tersebut efektif ?
1.3  Hipotesa
Berdasarkan permasalahan, maka dapat disimpulkan beberapa hipotesa sebagai berikut :
1.      Diharapkan dapat mempermudah komunikasi antara siswa dan guru yang ada di SMAN 12 Padang
2.      Diharapkan juga agar media pembelajaran yang digunakan di SMAN 12 Padang menjadi lebih efektif dan efisien
1.4  Batasan Masalah
       Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti, maka penelitian ini hanya difokuskan pada tentang bahan ajar mata pelajaran dan tugas yang diberikan oleh guru di SMAN 12 PADANG, dengan menggunakan aplikasi PHP dan database Mysql.
 
1.5 Tujuan Penelitian
      Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih efektif dan efisien.
2.      Dapat memotivasi siswa untuk memanfaatkan fasilitas E-Learning secara optimal menggunakan berbagai sumber belajar yang ada, dan tidak hanya mengandalkan pemberian materi dari guru
3.      Memberikan masukan bagi sekolah untuk terus mengadakan pelatihan  dan pengembangan dalam menggunakan dan memanfaatkan E-Learning secara lebih maksimal.

1.6 Manfaat Penelitian
       Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan Penelitian ini adalah :
          1.      Dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dari sistem yang telah dibuat.
          2. Komunikasi antar guru dan siswa akan relatif lebih mudah dengan            memanfaatkan jasa teknologi elektronik
1.7  Metodologi Penelitian
      Beberapa metode penelitian yang dilakukan antara lain :
1. Riset Lapangan (Field Research)
           Dalam metode ini dilakukan penelitian secara langsung ke objek penelitian         atau sekolah yang bersangkutan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a) Wawancara (Interview)
b) Pengamatan (Observasi)

     2. Riset Kepustakaan (Library Research)
          Penelitian yang dilakukan dengan membaca, mempelajari dan      mengutip         informasi-informasi yang berhubungan erat dengan             permasalahan yang dibahas.

            3. Penelitian Labolatorium (Labolatory Research)
Data dan informasi yang telah terkumpul, dilakukan pengolahan di      labolatorium komputer untuk merancang program aplikasi PHP untuk melihat kinerja, kelebihan dan keandalannya.
  
Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan adalah :
a.    Perangkat keras (hardware)
1)      Intel Core i3-380M 2.53Ghz
2)      RAM 2048 MB
3)      Monitor LCD 14”
4)      Harddisk 320 GB
5)      DVD-RW ASUS
6)      Mouse
7)      Keyboard
8)      Printer Canon inkjet iP 1700

b.    Perangkat lunak (software)
1)    Sistem Operasi Microsoft Windows 7 Ultimate 32-bit
2)      Macromedia Dreamweaver
3)      Microsoft Office word 2007
4)      Adobe Photoshop

1.8  Gambaran Umum Sekolah
Pada gambaran umum sekolah SMAN 12 Padang akan dibahas tentang sejarah berdirinya sekolah, visi misi sekolah dan struktur organisasi sekolah tersebut.
 
1.8.1 Sejarah
Pada awal berdirinya SMAN 12 Padang tepatnya pada awal tahun pelajaran 1994/1995, dimana statusnya adalah di bawah gendongan SMA NEGERI 1 Padang dan pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) menumpang di gedung SD Negeri 20 Nanggalo kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo Padang.
     Beranjak dari kondisi serba kekurangan, Bapak Drs Yusmar selaku kepala sekolah SMAN 1 Padang mengahantarkan SMA 12 Padang memiliki gedung sendiri pada tahun 1996 yang berlokasi di gurun laweh kecamatan Nanggalo Padang. Atas dukungan semua guru yang ada dan staf tata usaha dan pihak BP3 yang diketuai oleh M Sidiq Rajo Lelo. Bapak Drs.Truman sebagai pelaksana harian telah melakukan berbagai bentuk usaha untuk mengembangkan SMAN 12 Padang mencapai standar pendidikan yang layak. 
Akhir tahun pelajaran 1995/1996 SMAN 12 Padang ditunjuk sebagai pelaksana program unggulan untuk daerah Kota Padang. Hal ini dimaksudkan untuk memacu penigkatan prestasi dan memeratakan mutu pendidikan SMA di kota Padang. Selain itu SMA 12 Padang juga ditetapkan sebagai pelaksana program sekolah beerbakat sesuai dengan kebijakan kanwil Depdikbud Provinsi Sumatra Barat saat itu.
     Pada awal tahun pelajaran 1996/1997 SMA Negeri 12 Padang telah berdiri sendiri yaitu telah dilantiknya Drs. Novezar Muchtar sebagai kepala sekolah definitif tepatnya pada tanggal 6 Juni 1996 maka kepemimpinan II SMAN 12 Padang dibawah pimpinan Drs. Novezar Muchtar, mulai tahun inilah SMAN 12 Padang terus melangkah meraih prestasi dalam meningkatkan mutu pendidikan SMA di kota Padang. Drs. Novezar Muchtar mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2001.
     Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada kepemimpinan Drs. Novezar Muchtar dilanjutkan oleh Drs. Agustaman yang dimulai pada Januari 2001 sampai dengan Februari 2002. Drs. Agustaman tidak lama memimpin SMAN 12 Padang karena meninggal dunia dipanggil yang maha kuasa.
Kepemimpinan SMAN 12 Padang yang ke III adalah Drs. Suardi Dahlan, beliau juga meraih prestasi dalam mengkondisikan masyarakat gurun laweh bersaing meraih prestasi terutama untuk masuk ke SMAN 12 Padang tidak ada lagi penerimaan siswa kelas 1 dari jatah-jatah tokoh masyarakat gurun laweh. Apa yang telah dilakukan Drs. Suardi Dahlan dengan segala resiko dan tantangan dari ninik mamak tokoh masyarakat gurun laweh berhasil dilewati dengan cara mengadakan dakwah ramadhan keliling dari mesjid ke mesjid, belajar tambahan gratis di SMAN 12 Padang bagi siswa SMA/MTS kelas III yang berdomisili di kecamatan Nanggalo. Hal ini mendapat respon positive oleh kepala dinas pendidikan Drs. H Nur Amin, M.Pd dan walikota padang Drs. Fauzi Bahar,M.si dan dijadikan sikap ini sebagai cikal PSB online di kota Padang. Seiring bergulirnya mutasi di kota Padang kepala sekolah yang ke IV ini mengakhiri masa jabatan nya di SMAN 12 Padang dan dimutasikan ke SMAN 1 Padang pada bulan Juni 2004.
Kepemimpinan SMA N 12 Padang yang ke IV adalah Drs. Masril, dimasa kepemimpinan Drs. Masril,M.Pd ini SMAN 12 Padang kembali meraih prestasi dibidang lingkungan hidup 3 tahun berturut-turut SMAN 12 Padang mendapat penghargaan dari BAPEDALDA Kota Padang dan provinsi dengan meraih predikat juara 1 sekolah bernuansa lingkungan pada tahun 2006, juara harapan sekolah adiwiyata tingkat provinsi pada tahun 2007 dan 2008 kembali meraih predikat harapan 1 sekolah adiwiyata. Bulan Juli 2008 prestasi dibidang akademik juga meningkat terlihat dari semakin banyaknya siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri. Selain itu pada tahun 2007/2008 kepala sekolah yang ke IV ini meraih predikat juara 1 kepala sekolah berprestasi se kota Padang, Drs. Masril,M.Pd mengakhiri masa jabatannya di SMAN 12 Padang pada bulan Juli 2008 dan dimutasikan ke SMAN 6 Padang.
     Kepemimpinan SMAN 12 Padang yang ke V dijalankan oleh Drs. Prima Yunaldi,M.M. kemajuan yang telah diraih selama ini berhasil dipertahankan seperti di bidang sekolah adiwiyata, SMAN 12 Padang kembali meraih peringkat IV provinsi. Di bidang akademik SMAN 12 Padang berhasil meraih juara 1 olimpiade bahasa jepang tingkat SMA yang diadakan di UNAND dan banyak prestasi lainnya. Selain itu jumlah siswa yang tembus ke perguruan tinggi semakin meningkat dan sudah menembus perguruan tinggi ternama diluar Sumatra seperti UGM,UNPAD,IPB dll. Selain itu dibidang IMTAQ terjadi perkembangan seperti gencarnya sms tahajud yang dilakukan murid-murid hingga guru. Pada tahun pelajaran 2009/2010 SMAN 12 Padang dipercaya melaksanakan program sekolah standar nasional. Drs. Prima Yunaldi,M.M mengakhiri jabatannya di SMA 12 pada tanggal 14 Maret 2011 dan dimutasikan ke SMA 2 Padang.
Kepemimpinan SMAN 12 Padang yang ke IV dijalankan oleh Drs.H. Herman Hamad, M.Kom. saat dipimpin oleh beliau SMA 12 Padang berhasil meraih peringkat V adiwiyata tingkat provinsi dan peringkat I kota Padang. Pada bidang akademik SMA 12 Padang berhasil lulus 100% pada tahun 2012, dan berhasil menelorkan 8 orang siswa jalur PDMK. Pada tahun 2011/2012 beliau berani melakukan gebrakan penerimaan siswa baru sebanyak 360 siswa melalui psb online dan pada tahun 2012/2013 meningkat menjadi 11 kelas menjadi 440 siswa. Pada bulan Januari kemarin beliau ditarik ke dinas dan sekarang menjadi pengawas di dinas pendidikan kota Padang.
Kepemimpinan SMAN 12 Padang selanjutnya dijalankan oleh Drs. Zuwirman,M.Pd, kepemimpinan yang baru yang dilakukan beliau sangat memuaskan SMA 12 Padang dapat diterima 46 orang melalui jalur SNMPTN(tanpa tes) pada perguruan tinggi favorit, dibidang akademik juga sudah ada begitu pun dibidang olahraga dan banyak lagi yang tidak sempat disebutkan satu persatu.    
  
1.8.2 Visi Misi
             Visi :
      Terciptanya warga sekolah yang religius, disiplin, jujur, bersahabat dan peduli lingkungan
 Misi :
 1. Menumbuh kembangkan suasana dan kegiatan keagamaan yang                                 dimulai dengan sholat berjamaah
2.  Membudayakan kebiasaan berlaku jujur di dalam maupun diluar                    lingkungan sekolah
3.   Mengimplementasikan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari
4.    Membina keakraban dan persaudaraan antar sesama warga                            sekolah
5.   Mengembangkan rasa cinta dan kepedulian terhadap lingkungan
6.    Menghasilkan lulusan cerdas dan berkarakter yang dapat diterima                  dalam kehidupan bermasyarakat serta dapat melanjutkan ke           
         perguruan tinggi negeri yang favorit
1.8.3 Struktur Organisasi
         Berikut adalah pembagian tugas dari struktur organisasi SMA Negeri 12 Padang,
1.      Kepala Sekolah
Kepala Sekolah bertugas memimpin dan mengkoordinasikan semua pelaksanaan rencana kerja harian, mingguan, bulanan catur wulan dan tahunan. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan pejabat-pejabat resmi setempat dalam usaha pembinaan sekolah.
2.        Kepala Tata Usaha
Menyusun program tata usaha sekolah, mengurus administrasi ketenagaan dan siswa, membina dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah, menyusun administrasi perlengkapan sekolah, menyusun dan penyajian data/statistik sekolah, mengkoordinasikan dan melaksanakan K6, membuat laporan kegiatan tata usaha.
3.          Ur. Kurikulum
Menyusun program pengajaran, pembagian tugas dan jadwal pelajaran, jadwal ulangan/evaluasi, kriteria kenaikan/ketidaknaikan/kelulusan, mengarahkan pembuatan satpel, membina lomba akademis dan MGMP.
4.           Ur. Kesiswaan
Menyusun program pembinaan OSIS, melaksanakan pembimbingan dan pengarahan kegiatan OSIS, melaksanakan koordinasi K6, pemilihan siswa teladan/penerima beasiswa, mutasi siswa, program ekstra kurikuler, membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.

5.           Ur. Sarana-Prasarana
Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana, mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana, pengelola pembiayaan alat-alat pengajaran, dan menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala.
6.           Ur. Humas
Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa, membina hubungan antar sekolah, komite sekolah, lembaga dan instansi terkait, dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

Contoh Website E-Learning :  E-Learning SMA 12 Padang

Kita tidak akan pernah terlepas dari yang namanya "masalah"dalam kehidupan ini. Jika kita tidak memiliki masalah didunia ini lepaslah kodrat kita sebagai manusia (human), untuk kita ketahui masalah adalah harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Masalah beragam macam nya dari hal kecil hingga hal besar seperti cinta, masa depan, motivasi diri, konsep diri, dan sebagainya. Beban pikiran anda selama ini akan anda temukan jawaban nya di rumah-konsul.blogspot.com.
kirim masalah anda lewat email kami agar privasi anda lebih terjaga konsulrumah@gmail.com / Facebook : rumah konsul dan kami akan menceritakan nya lewat blog ini dan nama anda akan kami rahasiakan, tujuan kami agar bisa menjadi pelajaran bagi orang lain.

Hidup tak jauh dari kekurangan, tak perlu dilihat dari hal yang lebih tinggi, bisa ditemui dari kehidupan sehari – hari yang tak pernah kita sadari, yang terkadang kita mengganggapnya remeh. Rumah Konsul hadir bagi teman – teman untuk memberikan informasi,tips, trik, dan cara unik lainnnya sebagai penambah wawasan bagi teman – teman semua.

Happy Reading Friends…..