Menurut American Psychiatric Association –yang menjadi rujukan para ahli kesehatan jiwa— gejala tersebut merupakan jenis gangguan kepribadian yang disebut histrionic personal disorder (HPD). Karakteristik gangguannya meliputi emosi yang meledak-ledak, sering mencari perhatian dengan berbagai cara yang dramatis, dan memiliki kebutuhan yang sangat besar untuk diperhatikan. Akibatnya, tidak jarang mereka melakukan cara-cara seduktif yang kurang pantas demi mendapatkan perhatian tersebut.
Percaya atau tidak, ternyata setiap manusia memiliki potensi ‘drama queen’ atau 'drama king' dalam diri mereka. Akan tetapi ada perbedaan antara yang masih 'normal’ dengan yang sudah bersifat gangguan HPD.
Psikolog Ratih Ibrahim dari Personal Growth mengemukakan, seseorang masih berada dalam tahapan normal sejauh perilakunya masih dalam tampilan yang wajar (bisa ditoleransi). Tahapan wajar ini dapat dinilai dari apakah sifat ‘drama’ tersebut tidak mengganggu kualitas hidupnya. Maksudnya, tidak dihantui oleh ketakutan dan kebutuhan untuk diperhatikan orang lain –atau menurut istilah masa kini: 'banci' eksis, tidak mengganggu orang lain, dan relasi dengan orang sekitarnya masih terjalin secara harmonis. Begitu pula dengan kualitas okupasinya (karya dan pekerjaannya) sehari-hari.
Lantas bagaimana kita mengidentifikasi orang-orang dengan kepribadian HPD di sekitar kita? Bagaimana pula kalau ternyata drama queen itu adalah diri kita sendiri? Menurut Ratih, sepintas lalu mereka bisa dikenali dari kepribadian mereka sehari-hari. Tipe HPD biasanya tampil sebagai pribadi yang sangat ‘hidup’, antusias, dramatis, provokatif (secara seksual), dan flirtatious (senang 'menggoda' lawan jenis).
Menurut World Health Organization, seseorang dengan kecenderungan HPD memiliki setidaknya 3 atau lebih dari beberapa karakteristik berikut ini:
•Suka mendramatisasi kehidupannya atau mengeluarkan emosi secara berlebihan
•Mudah terpengaruh orang lain.
•Berpikir picik dan bersifat labil.
•Selalu mencari-cari cara untuk menjadi pusat perhatian.
•Menampilkan perilaku-perilaku seduktif secara terang-terangan.
•Terlalu mencemaskan (over-concern) daya tarik fisiknya sendiri.
No comments:
Post a Comment