Tradisi Pacu Itiak Di Kabupaten Lima Puluh Kota
Pacu itik lahir di kenagarian Aur Kuning, Sicincin di
Kota Payakumbuh dan Padang Panjang di Kabupaten Limapuluh Kota. Sejarahnya masyarakat di
3 Kenagarian tadi merupakan masyarakat petani yang sawahnya berjenjang – jenjang
Karen berada di perbukitan Disamping bertani mereka juga memelihara itik yang
di gembala di sawah. Ketika menghela itik dari atas ke bawah banyak dari itik –
itik tersebut terbang laying kebawah, maka di cobalah melatih itik – itik
tersebut untuk lomba anak nagari berupa pacu itik untuk menghilang kejemuan
dalam bersawah.
Setiap
tahun timbul inovasi dari masyarakat mencoba melatih itik itik mereka untuk
terbang di daerah dataran dan berhasil. Sejak tahun 1927 maka berkembanglah
tradisi pacu itik di 3 kenagarian tersebut, sampai saat ini terdapat 11
Gelanggang di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Tidak semua itik bias di jadikan itik pacu, ada beberapa
criteria itik yang bias dijadikan itik pacu yaitu ; Warna paruh dan kaki sama,
Mata dengan alis jaraknya tipis, Leher pendek, Sayap elang tidak boleh berpilin
tapi lurus mengarah ke atas, Gigi ganjil 7, 9 dst, Ujung jari ada sisik kecil,
dan Badan panjang model jantung.
Lomba pacu itik ini dilaksanakan di 11 (sebelas)
Gelanggang, 6 (enam) gelanggang di Payakumbuh, yaitu di; Aur Kuning, Sicincin,
Ampangan, Tigo Baleh, Bodi dan Padang Alai, 5 (lima) Gelanggang di Kabupaten
Limapuluh Kota. Lomba
pacu itik ini secara priodik di 11 Gelanggang tersebut dilakukan pada bulan
April s/d Agustus, secara bergilir dilakukan di 11 Gelanggang tiap hari Sabtu
dan Minggu.
Namun untuk menggairahkan Pariwisata di Sumatera Barat sering
seperti di Harau di Kabupaten Limapuluh Kota, Ngalau di Kota Payakumbuh dan
Kabupaten Solok sering mengundang anggota kelompok pacu itik untuk tampil pada
even – even mereka.
Kelompok pacu itik ini
tergabung dalam Persatuan Olahraga Pacu Itik (PORTI), hampir setiap sore bila
tidak ada even pacu itik para anggota PORTI melatih itik – itik pacu di tiap –
tiapGelanggang.
PORTI
di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota di Ketuai oleh Dt. Parmato
Alam, sering juga di sebut sebagai ketua Round Bond. Anggota PORTI tersebar di
11 (sebelah) kenagariaan. Saat ini pembinaan Round Bond berada di Dinas yang
menangani fungsi pariwisata di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Dengan banyaknya peminat itik pacu maka masyarakat di 3
kenagarian yang budaya itik pacu sudah mengakar mulai melakukan pembibitan.
Merekapun siap untuk melatih para peminat itik pacu dari mana saja untuk dapat
melatih itik untuk di jadikan itik pacu.
Pacu Itiak di Payakumbuh adalah tradisi lomba itik
terbang yang menarik para wisatawan. Itik yang dilombakan harus memenuhi
persyaratan tertentu. Pacu Itiak di PayakumbuhSatu lagi hal yang menarik dari daerah
Sumatera barat selain Pacu Jawinya yaitu Pacu Itiak di Payakumbuh. Di payakumbuh itik tidak hanya disajikan untuk hidangan
kuliner, namun itik juga dilatih untuk balapan di lintasan. Sejarah dan persyaratan Pacu Itiak di
Payakumbuh Tradisi Pacu Itiak di Payakumbuh mulai ada sejak tahun 1028.
Saat itu para petani di Aur Kuning, Payakumbuh, Kanagarian dan Sicincin
menghalau itik yang memakan tanaman padinya.
Itik-itik yang
dihalau akan terbang ke dataran sawah yang lebih rendah di bawahnya. Itik-itik
terbang ini menjadi hiburan tersendiri bagi para petani, lalu diadakan lomba
itik terbang. Saat Pacu Itiak,
itik dipegang oleh pemilik itik dan itik kemudian dilemparkan ke udara sehingga
itik akan terbang ke udara dan terbang menuju garis finish. Seminggu sebelum
itik dilombakan, itik-itik ini dikurung dan hanya diberi makan padi dan telur.
Itik-itik ini
setiap petang selalu diajari terbang. Itik-itik yang ikut perlombaan merupakan
itik yang sudah terlatih dan mampu terbang hingga sejauh 2 kilometer. Terdapat
tiga tingkatan jarak yang dilombakan, yaitu jarak 800 meter, 1600 meter dan
2000 meter. Pemenang ditentukan berdasarkan itik yang terbang lurus dan
tercepat mencapai garis finish.
Itik yang
dilombakan berusia antara empat hingga enam bulan. Itik ini memiliki kesamaan
warna pada paruh dan kaki, leher yang pendek, sayap lurus yang mengarah ke
atas, jumlah gigi yang ganjil dan ujung kaki yang bersisik kecil. Harga seekor
itik pacuan antara seratus ribu hingga satu juta rupiah. Pacu Itiak mendapat perhatian dari pemerintah
Ajang Pacu Itiak di Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota ini telah mendapat
perhatian khusus dari Dinas Pariwisata Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh
Kota dengan menggelontorkan sejumlah dana untuk Persatuan Olahraga Terbang
Itik.
Perlombaan ini
digelar di sebelas gelanggang yang berbeda di Kota Payakumbuh dan Kabupaten
Lima Puluh Kota. Gelanggang tersebut antara lain Aua Kuning, Tigo Balai, Padang
Cubadak, Tunggul Kubang, Padang Alai dan Body Aia Tabik.
Sumber : Kuntowijoyo: 2008. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
No comments:
Post a Comment